Tabloid Etos kini telah memasuki usia 16 tahu. Tabloid Etos adalah salah satu media cetak gratis yang konsisten terbit. Jauh sebelum tabloid atau media cetak lokal (komersial) lahir di Batam, Tabloid Etos sudah mengambil peran sebagai media sambung rasa, sambung karsa dan sambung karya.
Etos adalah spirit. Bisa juga kultur. Bisa juga etika. Diartikan sebagai Pola, parameter atau irama, kualitas, martabat, sikap yang konstruktif. Etos pun bisa dimaknai sebagai komitment. Namun sederhannya Etos adalah jiwa atau roh kata Jansen Simano.
Etos merujuk pada kebaikan. Merujuk pada hal positif, terpuji. Karena itu bukan sesuatu yang kebetulan jika Nama ETOS mengemuka ketika PT Tunaskarya Indoswasta menggagas tabloid untuk media internal yang sejak awal dibuat bukan hanya diperuntukkan bagi kalangan sendiri.
Bermula dari niat PT Tunaskarya Indoswasta untuk memberikan sesuatu yang berarti dan bernilai. Tunas muda atau pekerja yang tangguh dari seluruh Tanah Air yang direkrut oleh PT Tunaskarya Indoswasta untuk diperkerjakan di perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di Kawasan Industri Batamindo – Batam perlu diberi alternatif bacaan positif untuk memuaskan kebutuhan informasi. Tabloid Etos hadir menemani mereka. Maklum pekerja di KIB jauh dari orang tua. Media tabloid Etos menjadi penghibur, penambah wawasan, dan pelengkap informasi.
Awal mula Etos digodok pada Hari selasa siang pukul 14.00 WIB tanggal 21 Juli 1992 di Jalan Hang Lekir No.23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan oleh Karel Budiman (ketika itu sebagai GM PT Tunaskarya Indoswasta), Agus Hasan (ketika itu staf PT Tunaskarya Indoswasta) dan Kadjat Adrai (seorang penulis dan wartawan hingga saat ini).
Oplag pertama sebanyak 15 ribu ekslempar. Terbit sebulan sekali. Dibagikan secara gratis.Tabloid media sambung rasa, sambung karsa dan sambung karya tersebut mempunyai motto. “Tiada Prestasi Tanpa Kerja, Tiada Kerja Tanpa Prestasi.”
Liputan pertama dilakukan oleh Kadjat Adrai dan Hasan pada hari Senin 16 Agustus 1992. Kadjat dan Hasan terbang ke Batam untuk meliput kegiatan perayaan 17 Agustus di Kawasan Industri Batamindo. Kadjat mewawancarai walikota Batam ketika itu R.A. Aziz. Alhamdudillah edisi pertama tabloid Etos No.1/Oktober 1992 dapat dicetak pada tanggal 25 September 1992.
Yang menjadi headline pertama adalah wawancara khusus dengan menteri Tenaga Kerja Drs. Cosmos Batubara. Materi yang diangkat tentang home sick bagi pekerja yang merantau. Drs. Cosmos Batubara mencontohkan dirinya yang bersekolah di Jawa selama tiga tahun. So far tidak ada masalah bagi diri Cosmos Batubara. Home sick harus diatasi oleh masing-masing individu perantau. Cara yang mudah dilakukan adalah pandai menciptakan kesibukan positif di luar jam kerja, berupa olahraga dan menambah keterampilan sehingga rasa kesepian terhapus.
Alhamdudillah Etos tetap eksis. Kini awak redaksi tabloid Etos digawangi oleh Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Karel Budiman, Redaktur Pelaksana Kadjat Adrai. Redaksi adalah Y. Wahyu P, M. Rusli (nama pena adalah Daeng), Riko Riko Jaya Saputra, Amineullah, Margareth, Adrianus L. bagian design grafis diawaki oleh Budi Satria. Oh ya, saat ini Tabloid Etos terbit sekali dalam dua bulan. Tabloid Etos kini tampil berwarna dengan jumlah halaman sebanyak 8. Tabloid ini dibaca tidak hanya pekerja di Kawasan Industri Batamindo tapi juga pembaca di Kawasan Industri Bintan. Liputannya juga mengadirkan wilayah liputan Batam dan Bintan.
Salah seorang mantan pekerja di Kawasan Industri Batamindo yang mempunyai pengalaman berkesan bagi tabloid Etos adalah Siti Asiyah Nurfitrih dari Cilacap. Meskipun ia seudah menjadi Guru di kampung halaman (Cilacap Selatan) ia selalu merindukan Tabloid Etos. Dalam salah satu suratnya ke meja redaksi Siti mengatakan, “halo, apa kabar Etos? Aku penggemar lama, masih jelas dalam ingatanku kenangan manis sewaktu di Batam yang sering berebut Etos dengan teman-teman. Saking sayangnya padamu habis kontrakpun aku bawa dirimu pulang ke Cilacap…”