Demonstrasi marak. Hampir setiap hari terjadi demonstrasi, khususnya di ibu Kota Jakarta dan di kota besar lainnya di Indonesia. Demonstrasi dilakukan karena adanya tuntutan, protes kepada pihak lain (lembaga negara atau instansi swasta).
Peserta demonstrasi tidak mengenal , kelamin, suku, agama bahkan usia. Demontrasi bisa jalan asalkan mengikuti aturan.
Demonstrasi atau unjuk rasa seolah menjadi berita yang tidak pernah berhenti mengalir di media massa cetak dan elektronik. Setiap hari isi kepala Bagsa Indonesia diisi dengan berita demonstrasi dan unjuk rasa. saking seringnya demonstrasi dan unjuk rasa yang kadang-kadang diikuti dengan anarkis menimbulkan kesan bahwa demonstrasi hanya mengganggu ketertiban umum.
Demonstrasi yang paling sering dilakukan adalah penolakan terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak. Mahasiswa adalah yang paling tak setuju dengan kenaikan harga BBM. Mahasiswa tahu Bahwa Bangsa Indonesia adalah negara kaya sumber daya alam (termasuk minyak). Mahasiswa tahu kalau minyak mentah kita diekspor ke luar negeri. Setelah minyak mentahnya jadi, lalu dibeli kembali oleh Bangsa Indonesia dengan harga yang lebih tinggi.
Mahasiswa tahu bahwa sumur minyak di negeri ini masih melimpah. Mahasiswa tahu bahwa Bangsa ini tak sanggup melakukan pengeboran minyak karena lokasinya yang terletak di laut dalam . Mahasiswa kecewa karena pemerintah tak punya pabrik pengolahan penyulingan minyak mentah (refinery) sendiri
Mahasiswa tahu kalau sumber daya alam Indonesia masih melimpah, namun rakyat kecil menderita, kelaparan.
Mahasiswa protes kalau harga -harga naik karena BBM naik. Efek domino kenaikan BBM menyebabkan semua produk (barang dan jasa) mengalami kenaikan.
Karena tiada hari tanpa demonstrasi dan pelakuknya paling banyak adalah mahasiswa. Timbul pertanyaan, kapankah mahasiswa tersebut belajar. Kapankah mahasiswa tersebut ikut mencari solusi lain (tanpa melalui jalur unjuk rasa).
Perjuangan mahasiswa tidak harus dari jalur demonstrasi atau unjuk rasa. Mahasiswa seharusnya juga melakukan tugas utamanya menuntut ilmu dan melakukan penelitian. Siapa tahu diantara ratusan ribu mahasiswa di Indonesia ada yang berhasil menciptkana alat yang murah dan sederhana untuk menyuling minyak mentah di Indonesia. Dengan begitu mahasiswa juga ikut memikirkan solusi bangsa dengan cara yang tenang dan damai.
BBM adalah lokomotif bangsa. Ia menentukan arah ekonomi Bangsa Indonesia. Ketika manajemen BBM dikelola secara keliru, maka bangsa ini pun dibawah ke lembah yang salah. Kalau manajemen BBM menyesatkan. Maka rakyat dan bangsa ini dibawah ke jurang yang menyesatkan.
Kenapa penanganan BBM di negeri kerap bermasalah? BBM bermasalah bila BBM diurus oleh orang yang tidak kreatif, inovatif, dan bertanggungjawab.
Pertamina identik dengan BBM. Pertamina adalah lokomotif ekonomi pembangunan Bangsa Indonesia. Lokomotif ini tak sanggup membawa gerbong. Kadang-kadang lokomotifnya macet.
Semua bangsa bangsa besar di dunia tergantung pada perusahaan minyak di negara mereka masing-masing. Brazil memiliki BUMN Minyak bernama Petrobras, Total (Prancis), Respol YPF (Spanyol), Galpenergia (Portugal), Petron (Filipina), IOKOC (Rusia), Nahta (Lithuania), Eni (Italia), BP atau British Petrolleum (Inggris), IndianOil (India), Total (Prancis), Unipetrol (Ceko), Sinopec, PetroChina dan CNOOC (Cina), Petro Canada (Kanada), YPFB (Bolivia), FPF (Argentina), Nafta Polska (Polandia), Exxon Mobil dan Conoco Philips (Amerika serikat).
Negara-negara Eropa dan Amerika selalu membuat konflik di Timur Tengah karena urusan minyak. Negara di dunia yang kaya raya juga karena memiliki bahan bakar minyak yang melimpah. Negara besar merasa terancam ketika kekurangan stok Bahan Bakar Minyak
Bersyukurlah Negara-negara di Timur Tengah karena memiliki ladang minyak melimpah. Meski begitu Kuwait sebagai salah satu negara di Timur Tengah tidak mau tergantung pada BBM saja, mereka melakukan antisipasi jauh hari dengan cara membangun sektor pariwisata. Ternyata makin maju saja.
Bangsa Indonesia seharusnya bersyukur karena memiliki cadangan minyak mentah (lifting) yang banyak. Minyak mentah itu dieksor ke luar negeri karena mutunya bagus. Setelah jadi minyak mentah yang sudah di proses di luar negeri dibeli kembali oleh Bangsa Indonesna. Padahal kualitas minyak yang sudah jadi tersebut kurang bagus.
Seharusnya, Bagsa Indonesia mengolah sendiri minyak mentahnya. Tidak diekspor ke negera lain. Mengolah sendiri minyak mentah Indonesia kemungkinan jauh lebih menguntungkan dibanding dijual ke luar negeri.
Menurut Jarwanto (kompas, 14 Mei 2008) , aktivis mahasiswa, masyarakat menolak kenaikan harga BBM karena pemerintah masih belum kerja keras dalam upaya menggali potensi ataupun mencari alternatif pilihan lain untuk mengatasi membengkaknya pengeluaran saat ini. Padahal, pilihan selain menaikkan harga BBM masih terbuka luas seperti nasionalisasi industri pertambangan, transpransi penggunaan pajak serta penundaan pembayaran hutang luar negeri.
Kita juga patut bersyukur karena pemerintah telah berupaya mendirikan pabrik penyulingan minyak (refinery) . Kilang penyulingan minyak (refinery) adalah kerja sama Pemerintah Indonesia dan Iran di Banten. Pabrik penyulingan minyak itu ditargetkan beroperasi tahun pada 2012 mendatang.
Sungguh sebuah kebahagiaan bila Bangsa Indonesia memaksimalkan segala upaya untuk pembangunan bangsa. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pembangunan bangsa ini adalah pembangunan SDM yang berkualitas.
Kuncinya adalah kemauan pemimpin bangsa untuk mandiri. Kunci mandiri sebuah bnagsa terletak pada SDM yang handal.
Rakyat Indoneisa sebetulnya banyak yang pintar, nyatanya banyak siswa berptrestasi kita yang memenangkan medali di olimpiade sains tingkat internasional.
Masalahnya pemerintah tak mau mengucurkan dana pendidikan yang lebih besar. Dana pendidikan yang minim menyebakan SDM kita tertinggal. Tingginya biaya pendidikan menyebabkan pelajar putus sekolah dan mahasiswa drop out dari kampus.
Biaya penelitian yang kecil makin memperparah kondisi SDM Bangsa. Ketika reformasi pendidikan digulirkan, Universitas Negeri memasang tarif puluhan juta rupiah bagi mahasiswa baru. Mahasiwa harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi untuk menyelesaikan pendidikan. Setelah tamat ternyata si sarjana juga tidak mudah menciptakan atau mencari pekerjaan.
Alasan pemerintah dana APBN yang rendah, semua membutuhkan biaya yang tidak sedirkit. Utang luar negeri yang di atas 1000 triliun. Utang tersebut harus ditanggung anak-cucu yang tidak ikut berutang.
Sudah tahu banyak utang, Pejabat pemerintah tidak tahu diri. Hidup mewah, harta miliaran. Meski ada warga yang mati kelaparan, mereka tetap rajin memupuk harta.
Karena itu jangan salahkan rakyat marah karena lapar.
Saya pgen kuliah di spain
Jurusan pnyuliangan minyak.tapi saya tdk tahu uneversitas mana..
Mkin ada situs” yg bsa saya buka..,
Kbrin ya..bls di email ku..