Dalam dunia sepak bola produktivitas dapat dilihat dari jumlah gol yang dicetak. Misalnya Shevchenco saat bermain di Chelsea di mana pihak Chelsea mengeluarkan Marginal Cost untuk setiap gol Sheva sangat besar. Total dana yang dikeluarkan oleh Ramona Abramovich untuk membayar Sheva sejak datang hingga dipinjamkan ke Milan adalah 45,62 juta poundsterling atau setara Rp 780,3 miliar. Dimana setiap gol Sheva bernilai 85.3 miliar. Selama di Chelsea Sheva hanya mencetak 9 gol.
Dalam dunia tulis menulis Pengarang yang produktif dapat dilihat dari buku yang ditulisnya seperti Renald Kasali, Tung Desam, Hermawan Kartajawa, Adi Gunawan, adalah penulis yang produktif karena bukunya selalu lahir setiap tahun.
Michael Porter mengatakan, produktivitas merupakan akar penentu tingkat daya saing baik pada level individu, perusahaan, industri maupun pada level negara.
Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang mengandung hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Produktivitas adalah hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan atau jasa) dengan masuknya yang sederhana. Misalnya, produktivitas adalah ukuran efeiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output dan input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai.
ProduktiVitas juga diartikan sebagai tingkatan efesiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas mengutamakan cara pemanfaatan secara baik-baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.
L. Greenberg mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan dalam periode tersebut.
Dalam rumusan di atas , prouktivitas dapat dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
- Rasio daripada out put (apa yang dihasilkan) terhadap input (keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan).
- Sikap mental yang mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
- Interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensi yakni; investasi; penggunaan teknologi, pengetahuan dan riset; manajemen dan tenaga kerja.
Daya saing pada dasarnya kemampuan untuk menciptakan suatu tingkat kemakmuran. Organisation for Economic Cooperation & Development (OECD) mendefinisikan daya saing sebagai tingkat kemampuan suatu negara menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kemampuan menciptakan suatu kesejahteraan berkelanjutan bagi warganya.
Ukuran Produktivitas
Ukuran sangat penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan berdasarkan teget yang ditetapkan. Sebuah program kerja yang tidak terukur akan sulit di evaluasi karena tidak ada batasan. Batasan atau ukuran yang sangat jelas didasari cara pandang (persepsi) yang sama sebagai landasan dalam memberikan pandangan.
Pengukuran produktivitas adalah suatu alat manajemen penting. Produktivitas menunjukkan kegunaannya dalam membantu mengevaluasi penampilan, perencanaan, kebijakan pendapatan, upah dan harga melalui identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan. Membandingkan sektor-sektor ekonomi yang berbeda untuk pertumbuhan ekonomi.
Pada tingkat perusahaan, pengukuran produktivitas terutama digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi produksi.
Pengukuran produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan hal yang menarik karena mengukur hasil-hasil tenaga kerja
Dalam persaingan Global menurut Competitiveness Report, Indonesia menempati urutan 45 dari seluruh negara yang diteliti di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Filipina (38), thailand (40).
Menurut World Economic Forum, tingkat produktivitas Indonesia menempati urutan 37 pada tahun 1999. Tahun 2000 menenpati urutan 44, tahun 2001 menempati urutan 41 dan pad atahun 2002 menempati urutan 72.
Berdasarkan penelitian tentang produktifitas pekerja , Indonesia menduduki peringkat bawah di Asia Tenggara.
Dalam kaitannya dengan sistem UMR, dinilai bahwa sistem UMR tidak adil karena pekerja yang produktif dan pekerja yang biasa-biasa saja memperoleh upah sama, kata direktur produktifitas Dirjen Pembina dan Pelatihan Depnakertrans Afdaluddin.
Sistem UMR juga tidak menghitung kompetensi kemampuan pekerja dalam melaksanakan kewajiban. UMR kan menerapkan standar pengupahan yang sama dalam satu wilayah, besar upah hanya dihitung berdasarkan masa kerja dan jabatannya.
Penyebab penurunan produktifitas ditenggarai adanya pemberlakukan UMR.Pekerja hanya melihat upah hanya dari sisi jam kerja. Sedangkan pengusaha melihat upah dari produktifitas.
Rendahnya produktifitas di negeri ini juga diikuti data tentang tingginya penggaguran. Menurut depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Angka yang cukup besar bagi sebuah bangsa yang mana aktivitas Head Hunter dan HRD officer yang ada Multy National Company di Indonesia masih mengeluhkan akan sulitnya mendapatkan tenaga kerja terdidik.
Jumlah angkatan kerja Indonesia saat ini per februari 2008 sebesar 111,48 juta. Jumlah penduduk bekerja Indonesia per Februari 2008 sebesar 102,05 juta. Jumlah penganggur per Februari 2008 sebesar 9,47 juta dan pengangguran terbuka indonesia pada Februari 2008 sebesar 8,46%. 93,51 % angkatan kerja pendidikan SLTA bukan dari pendidikan yang disiapkan bekerja.
Lulusan perguruan Tinggi hanya berminat pada perusahaan besar dan menengah. Sedangkan jumlah perusahaan sangat terbatas. Perusahaan berskala kecil dan menegah jumlahnya lebih dari 40 juta , namun perusahaan tidak sanggup memberi gaji besar sehingga para lulusan Perguruan Tinggi memilih menganggur sehingga angka pengangguran terdidik setiap tahun bertambah.
ILO melaporkan pad atahun 2008 sebanyak 30% lowongan di bursa kerja tidak terisi akibat rendahnya kompetisi Tenaga Kerja. 4.516.100 orang dari 9.427.600 penganggur adalah penganggur terdidik.
Empat tahun terakhir pertumbuhan ekonomi mencapai 6 % tapi tidak menciptakan lapangan kerja. Tahun 2004-2008 indikator ekonomi Indonesia lumayan bagus, bukanmurni hasil kerja pemerintah tapi disebabkan dua faktor yaitu:
1.Naiknya harga komoditas seperti CPO dan hasil tambang.
2.Derasnya arus modal jangka pendek masuk ke asia.
Pertumbuhan ekonomi indoensia beda dengan China. Ekonomi China tumbuh luar biasa karena memiliki cadangan devisa sangat besar. Bukan karena faktor external, melainkan faktor produktiftas dan daya saing.
Kenaikan APBN pada tahun 2008 sangat besar tapi tidak sebanding dengan lapangan kerja.
Menurut Economic Assesment of Indonesia yang dibuat OECD, Indonesia masuk ke dalam kelompok negara yang memiliki aturan ketenagakerjaan terkaku dari 34 negara. Padahal makin fleksibel aturan ketenagakerjaan akan semakin baik.
Aturan ketenagakerjaan yang membawa dampak buruk yakni ketika ditetapkannya UU nomor 13 tahun 2003. Undang Undang ini berkontribusi terhadap rendahnya daya serap tenaga kerja yang menjadi penyebab angka pengangguran dan tidak berkembangnya sektor industri padat seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki.
Aturan ketenagakerjaan bisa lebih flexibel dan lebih berorientasi kepada pekerja sehingga aturan menegenai prosedur pemutusan kontrak lebih disederhanakan.
Kini ketika era informasi mulai bergeser ke era kreativitas dimana keberadaan teknologi akan melahirkan kreatifitas dan kesatuan harusnya rakyat Indonesia bersyukur. Pada era ini dimana rakyat Indonesia telah diberi bakat seni luar biasa akan menjadi tuan di negeri sendiri budaya. Pada era ini lapangan kerja yang mengedepankan kreativitas akan menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan, seperti pekerja iklan, pekerja seni, film, hingga penggiat di bidang software. Jadi tunggu apa lagi.
1 thought on “Produktivitas”