Apakah itu wira? kata ini sudah sering diucapkan tapi tidak mudah diterapkan. Wira adalah keberanian, bertangung jawab, inisiatif, inovasi, percaya diri, berbudi baik merdeka.
Di tengah kondisi krisis ekonomi saat ini wira seharusnya ditampilkan di sisi paling depan dari setiap manusia. Kenapa? nah pasti kita ingin tahu jawabnya kan. Kenapa harus wira, kenapa bukan yang lain.
Baik kita panjangkan kata wira menjadi wirausaha. Nah, inilah yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah, pengusaha, penguasa, legislator, pekerja hingga mahasiswa yang akan diwisuda.
Wirausaha adalah suatu usaha berani. kewirausahaan dapat dilihat dalam dua pendekatan. Intrapreuner dan entrepreuner. Intrapreuner adalah seorang pekerja yang mempunyai atasan dan memiliki keberanian dan inovasi sehingga perusahaan dimana ia bekerja tetap survive dan memperoleh kinerja yang meningkat.
Entrpereuner adalah seorang yang memiliki usaha sendiri tidak punya atasan. Dia adalah orang yang merdeka. Penghasilan diperoleh dari hasil usaha sendiri dari bisnis yang ia geluti. Seorang entrepreuner adalah orang yang berdiri di atas kaki sendiri.
Makanya saya mengatakan bahwa kini yang dibutuhkan adalah orang berjiwa wirausaha. Bukan orang yang bermental menuntut. Ketika banyak perusahaan terjun bebas alias bangkrut mau tidak mau akan terjadi PHK. Ketika pekerja yang di PHK tidak disiapkan secara mental untuk survive yang terjadi adalah mental blocking.
Dari diskusi penulis dengan sejumlah orang yang mengalami proses PHK karena tempat usahanya jatuh. Jawaban yang keluar adalah reaktif dan negatif. Pernah dalam salah satu pelatihan terhadap perusahaan yang melakukan PHK, 95 persen peserta pelatihan tidak berani menunjukkan sisi positif diri mereka. Mayoritas memperlihatkan sisi negatif mereka. Memang tidak mudah mencari orang yang berani menjual dirinya (kemampuan berdasarkan sisi positif)
Ketika itu rekan penulis menanyakan kepada seluruh peserta pelatihan yang dihadiri 150 orang dari level middle management hingga operator hanya ada satu orang yang benari mengemukan keunggulan mereka.
Yang lainnya tidak berani dengan alasan seperti: “tidak enak sama orang, yang berhak menilai diri saya sendiri adalah orang lain”.
Adi Gunawan seorang pakar hypnosys mengatakan bahwa 75 % orang dalam kehidupan sehari-hari berpikir negatif. 77% orang menderita psikosomatis (penyakit karena pikiran).
Dalam hukum konsentrasi dikatakan apa yang dipikirkan akan menjadi kenyataan.
Sesuai dengan hukum pikiran di atas seharusnya pengusaha, penguasa, pekerja menggeser cara pandang terhadap lingkungannya. Ketika banyak pekerja menghadapi PHK maka pada saat itu kekuatan pikiran positif harus diprioritaskan.
Dari sejulah referensi yang penulis temukan meyimpulkan bahwa keberhasilan ditentukan oleh pikiran positif, bukan oleh uang yang banyak, pendidikan tinggi, ras, jenis kelamin, agama.
Bob Sadino melalui RBS (Roda Bob Sadino) mengatakan tentang perjalanan seseorang dari tahu hingga ahli. Saat ini 700.000 hingga 1 juta wisudawan dari perguruan tinggi menganggur. Mereka adalah orang yang kenyang teori alias tahu (quadran tahu). Alumni kampus produk negeri ini adalah jago teori (kecualia kedokteran).
Mahasiswa yang jago teori dengan IP tinggi tidak disiapkan untuk bisa (dunia masyarakat). Quadran bisa adalah quadran tempat penggemblengan sejati. Quadran ini adalah dunia sesungguhnya, yaitu masyarakat. Pada quadran inilah orang jatuh dan bangun. Merasakan indahnya gagal. Ketika melewati quadran ini seseorang akan kuat. Karena di quadran inilah vitamin dirasakan. Biasnaya ketika sesorang gagal di di quadran ini akan kembali ke dunia tahu (quadran tahu) lalu pindah lagi ke quadran bisa. seperti bandul jam.
Lulus quadran bisa dapat berpindah ke quadran trampil. Pada quadran ini seseorang dapat dikategorikan sebagai orang yang efisien dan efektif. kegiatan yang dilakukanya 75 % berhasil. Mereka bekerja tidak boros (ya waktu, tenaga, pikiran). Ibaratnya seorang yang menembakkan senjata maka peluru yang dimuntahkan dari moncong senjata selalu tepat sasaran. Orang yang berada pada quadran ini dalam bisnis adalah orang yang dapat meningkatkan nilai penjualan perusahaan.
Quadran ke empat dari Roda Bob Sadion adalah Quadran ahli. Quadran ahli adalah orang yang telah melewati tahap tahu (kampus atau sekolah), Bisa (masyarakat), dan terampil. Orang yang sudah ahli adalah orang tingkat keberhasilannya adalah 99,9%.
Quadran ini masih ada kurang 0,01% artinya ketika seorang ahli tidak bisa menguasai suatu masalah seratus persen maka ia akan balik lagi ke quadran tahu lalu pindah ke quadran bisa dan seterusnya pindah quadran trampil dan balik lagi ke quadran ahli. Hal ini membentuk lingkaran. Bob sadino menyebut mirip tawaf. filosofinya adalah lingkaran. Lingkaran adalah O. Nol adalah zero alias kosong. Kosong adalah ihklas (Berpikir positif). Jadi bisnis yang dijalankan oleh Bob Sadino menggunakan pendekatan ibadah. Bob juga mengatakan bahwa lingkaran itu seperti jarum jam. Terus berputar. ketika jarum jam berhenti berputar maka jam itu dikatakan mati. begitu juga manusia ketika ia berhenti berpindah quadran (karena merasa nyaman – comfrot zone) sesunggunhnya mati.
Pemikir lain juga menekan pentingnya berpikir positif adalah Zig Ziglar. Tokoh satu ini terkenal dengan pemikirannya bahwa kalau ingin sukses, berhasil, pintar maka bantulah orang lain sukses, berhasil dan pintar.
Erbe Sentanu terkenal dengan buku Quantum Ihklas. Erbe dengan cerdas mengupas dalam bukunya kekuatan pikiran. Dikatakan oleh Erbe bahwa benda yang dilihat memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding quanta. Quanta adalah benda yang tidak bisa di pecah lagi. Quanta adalah kosong alias tidak ada (wujud/bentuk). Energi quanta sangat besar. Pikiran manusia mirip dengan energi quanta, memiliki kekuatan yang sangat besar.
Robert Kiyosaki pakar IQ Finanancial mengatakan bahwa manusia memiliki tiga otak yakni otak kiri, otak kanan dan otak (pikiran) bawah sadar.
Dari keempat ahli di atas semuanya sepakat bahwa penentu keberhasilan terbesar manusia adalah pikiran bawah sadar. Karena dalam pikiran bawah sadar inilah terletak persepsi, keyakinan, emosi, nilai-nilai, ihklas.
Terkahir. Sebelum menutup tulisan ini mari kita menset ulang pikiran kita. Bahwa tidak ada yang bisa melukai kita tanpa seijin kita. So mari kita menjadi wira. Menjadi manusia yang berani, berbudi baik, ihklas inovasi, merdeka. Salam.