Persiapan pemilu di Kawasan Industri Batamindo memakan waktu yang cukup lama. Sejak pendataan penduduk yang dilakukan pada tahun 2008. Pada saat itu warga di Kawasan ini terdata 21.057 orang.
Sejak petugas PPK, PPS terbentuk. Persiapan pemilu makin terasa sibuk khususnya memasuki awal tahun 2009. Kegiatan yang berhubungan dengan administrasi pemilu meningkat, yakni data pemilih, pemilihan petugas KPPS, pemilihan petugas Linmas.
Pada bulan Februrari hingga awal April kegiatan sosilisasi mensukseskan pemilu rutin dilakukan di lingkungan RW KIB. Bulan Maret setiap minggu diadakan sosiliasai pemilu baik terhadap warga maupun terhadap anggota KPPS. Bentuk sosialisasi tidak hanya dalam bentuk ceramah tapi melalui akustik band, tarian moderen, pembacaan pusi dan aksi teaterikal hingga atraksi sepatu roda dan beladiri.
Upaya yang dilakukan oleh CSR PT BIC, CDD PT Tunaskarya Indoswasta dan ketua RW se KIB untu mensukseskan pemilu legislatif makin padat pada dua minggu menjelang pemilu (9 April 2009).
Kesibukan itu terlihat dari pembuatan 46 TPS di sejumlah titik, pendistribusian kartu undangan memilih oleh petugas KKPS kepada warga. Ajakan memilih dan menyuskseskan pemilu yang dilakukan oleh petugas mushollah dan gereja. Pengamanan oleh pihak security BIC terhadap Asset di KIB.
Sehari menjelang pemilu tepatnya pada tanggal 8 April , TPS di KIB mendapat kunjungan Walikota Batam H. Ahmad Dahlan. TPS yang ditinjau adalah TPS nomor 1 dan TPS nomor 2. Walikota Batam mengaku puas dengan persiapan yang dilakukan oleh pengelola Kawasan Industri Batamindo.
Pengamanan pemilu di KIB pun terlaksana dengan baik. Tidak ada keributan menjelang hingga kegiatan pemilu usai. Hal ini terlaksana berkat kerjasmaa semua komponen organisasi di KIB mulai dari unsur keagamaan (BPMKIB, Mudika, Agape, Pemuda Hindu Batamindo), Karang Taruna Siaga Yudha I, pengurus RW, RT, Satgas hingga Security PT BIC, dan BKO.
Upaya maksimal panitia pemilu di KIB patut diapresiasi. Upaya panitia menjadikan KIB sebagai kawasan yang serius terhadap pemilu tidak sia-sia. Hal itu terbukti dari semangat warga yang ingin memilih masih cukup baik. Dari 21.057 DPT yang dibuat di tahun 2008, pemilik DPT tersebut tidak semuanya bertahan di KIB karena krisis global menghantam industri dunia. Tak terkecuali Batam. Ribuan pekerja bersatatus kontrak yang seharusnya ending contract pada akhir tahun 2009 terkena PHK (kontrak dipercepat) sehingga para pekerja yang telah memeiliki DPT ini balik kampung menjelang pemilu berlangsung.
Kalaupun ada pekerja baru yang masuk di awal tahun 2009, para pekerja itu pun tidak memiliki DPT. Hingga 8 April 2009, Jumlah DPT yang berhasil didistribusikan kepada warga hanya 8053 orang. Pada bulan ini jumlah warga dormitory pun sudah menyusut hingga 18.000 an orang.
Dari kartu undangan yang terkirim, mereka yang datang ke bilik suara mencapai 4861 orang atau 60,3%. Angka itu cukup bagus, sebagai pembanding, di luar KIB ada sejumlah TPS yang hanya diisi 6 orang pemilih.
Pengelola Kawasan Industri Batamindo patut diberi penghargaan. Upaya yang dilakukan untuk mensukseskan pemilu berjalan baik, tertib, aman.
Tanggung jawab sosial PT BIC mensukseskan pemilu tidak dikerjakan pada saat pemilu legislatif 2009 saja. Pada pemilu-pemilu sebelumnya PT BIC juga berperan aktif.
Masalah yang muncul justru berasal dari KPU. Diantaranya adalah banyak pemilih yang tidak memperoleh kertas undangan memilih meski sudah terdaftar di DPT. Perhitungan suara tertunda lantaran lembaran teli tertukar dengan Dapil lain.
Apa kesan petugas KPPS. Ridho, salah seorang ketua KPPS di RW 01 KIB mengakui bahwa pekerjaan tersulit selama pemilu legislatif adalah penulisan laporan. Waktu yang dihabiskan untuk menuliskan laporan cukup lama. Kegiatan perhitungan sebetulnya sudah selesai pada 19.00 namun penulisan laporan baru kelar menjelang pukul 23.00.
Dudi ketua KPPS di salah satu RW 02 KIB mengatakan bahwa jumlah pemilih di TPS tempat dia bertugas paling banyak diantara TPS lainnya, diatas seratus orang. Karena banyaknya orang yang memilih di TPS tersebut, perhitungan suara dan penulisan laporan pun molor hingga pukul 03.00 Jumat 10 April 2009.
Saksi yang mengikuti jalannya proses perhitungan suara hingga penulisan laporan pun ikut begadang mengawal jalannya pesta demokrasi ini. Saksi partai PKS adalah saksi yang paling betah bertahan hingga pagi hari.
Ketua RW 06 blok P Ridwan yang mendampingi petugas KPPS di lokasi TPS mengakui bahwa pekerjaan yang paling menyita waktu bukan pada saat pencoblosan suara. Pekerjaan terberat adalah perhitungan suara, penulisan laporan dan pembuatan berita acara terhadap saksi.
Pemilu legislatif 2009 adalah pemilu terberat kata Ketua RW 08 KIB Suroto. Pada pemilu legislatif 2004 perhitungan suara paling lama hanya sampai pukul sudah ada yang kelar pada pukul 17.00. Kini proses sangat lama.
Akibat dari proses perhitungan suara dan penulisan laporan yang lama inilah membuat petugas KPPS harus begadang, padahal sebelumnya mereka ada yang baru pulng kerja dan langsung bertugas sebagai anggota KPPS. Beberapa petugas KPPS tampak lemas, mata merah menahan kantuk. Untungnya seksi konsumsi bekerja maksimal sehingga urusan perut dapat terjaga dengan baik. Pihak BIP Klinic pun stand by mengawal panitia pemilu.
ketatnya persaingan caleg untuk melangkah ke kursi dewan menggunakan berbagai cara. Di TPS 39, tepatnya TPS yang berada di RW 08, ditemukan pemilih bodong sebanyak 10 orang. Mereka dibayar. Namun tindakan pemilih bodong tersebut berhasil diamankan oleh petugas KPPS dan Polisi yang berjaga di lokasi TPS 39.
Kegiatan pamer atribut juga terjadi di TPS 02 RW 01. Saat itu ada dua orang relawan yang mengantarkan air mineral dan makanan terhadap saksi di lokasi TPS 02, sang relawan memakai atribut parpol tertentu. Kedua relawan tersebut pun diamankan oleh polisi yang bertugas di lokasi.