Pemilu presiden di KIB menempatkan pasangan SBY – Budiono sebagai jawara. SBY memperoleh 82,91% suara disusul pasangan Megawati Prabowo sebesar 9,92% dan JK Wiranto berada pada posisi ketiga 5,37%. Angka ini cukup mengejutkan karena sebelum pemilu berlangsung, dari pembicaraan para eksekutif di morning bakery atau pujasera atau di community center memuji penampilan JK sebagai presiden yang berani, realistis. Usai pemilu prediksi dan ramalan bahwa JK akan memberikan perlawanan di KIB tidak terbukti.Pekerja yang mayoritas adalah lulusan SMA lebih mengidolakan SBY.
Seorang pekerja yang telah memilih terlihat senang bahagia ketika pembacaan kertas suara.Pekerja tersebut tampak percaya diri mmberitahukan teman-temannya, “Bapaku menang. SBY kan Bapak presiden makanya Bapaku menang.”
Dari sisi pelaksanaan pemilu di KIB, panitia pemungutan suara bekerja dengan rapi dan tertata dengan baik. Panitia telah mempersiapakan satu bulan sebelumnya. Meski tidak seberat pemilu legislatif, panitia pemilu presiden di KIB tetap mengadakan pertemauan-pertemuan untuk mensosialisasikan pemilu presiden kepada pekerja. Pada tanggal 21 Juni 2009 digelar pertemaun dengan KPPS se kelurahan Mukakuning mengenai keamanan menjelang pemilu. Pertemuan diterusan pada tanggal 28 Juni 2009 untuk melantik petugas KPPS. Pada hari yang sama ini juga dirangkaiakan dengan sosialisasi pencontrengan dan pembuatan laporan.
Panitia pemilu di KIB bekerja dengan tenang. Petugas KPPS sudah jauh hari memprediksi bahwa pemilu presiden berlangsung lebih singkat, tertib dan jauh dari konflik seperti pemilih bodong, perbedaan persepsi tentang kertas suara sah dan pembuatan laporan yang melelahkan.
Ridho petugas KPPS di TPS nomor 2 mengakui bahwa pelaksanaan pilpres kali ini kurang menantang dibanding pemilu legislatif. Ridho masih mengingat dengan jelas saat pemilu legislatif di mana petugas KPPS ada stres lantaran waktu penulisan laporan banyak kekeliruan dan kesalahan. Jauh berbeda dengan penulisan laporan atau berita acara saat pilpres.
Usman Maulana juga mengakui hal yang sama dengan Ridho, Usman melihat pelaksanaan pemilu presiden berlangsung sangat tertib.
Surata ketua RW 08 KIB suprise dengan antusias warga untuk menentukan pilihannya di bilik suara. Perhatian dan kepedulian warga untuk memberikan hak suaranya meningkat tajam. Pada pilpres kali ini suara yang masuk sebanyak 8567 suara dengan kertas suara yang terkirim sebesar 10135 undangan, bandingkan dengan pemilu legislatif yang memeiliki 21.057 DPT dimana saat kertas suara didistribusikan hanya terkirim 8053 dan warga yang memilih 4861. Ada peningkatan pemilih sebesar 50 persen pada pemilu presiden dibanding pemilu legislatif.
Apa yang menyebabkan sehingga minat warga dormitory mengikuti pemilu presiden meningkat tajam? Jawa warga dormitory adalah adanya kemudahan, sistem yang sederhana, tokoh presiden yang disenangi menjadi nilai tambah pelaksanaan pemilu presiden. Ketika dibandingkan dengan pemilu legislatif, saat itu pekerja di dormitory malas berkunjung ke bilik suara untuk memberikan suaranya karena mereka tidak mengenal baik sosok yang dipilih, terlalu banyak pilihan.
Ketika itu warga dormitory banyak yang menentukan pilihan pada caleg dari partai lantaran tokoh partai di tingkat nasional sangat dikenal dan memiliki kharisma yang kuat. Pemilih saat pemilu legislatif tidak peduli dengan siapa calon yang diusung yang penting pemimpin di tingkat pusat disukai maka partai pemimpin yang disuakai menjadi jaminan sebuah partai menjadi pemenang tanpa mengetahui kualiats caleg yang dipilih.