Pada hari Sabtu 15 Mei 2010 lalu CDD PT TunaskaryaIindoswasta melaksanakan bakti sosial di SMA Negeri 11 Pulau Buluh. Tim dari Tunaskarya berangkat dari kantor pada pukul 07.00. Perjalanan darat ke Sagulung memakan waktu sekitar 45 menit. Tiba di Pelabuhan Rakyat Sagulung disambut pemilik perahu . Pemilik perahu lalu menuntun peserta baksos menuju perahu yang telah disiapkan. Sesaat kemudian suara mesin memecah ombak. Perahu kayu yang populer disebut pongpong meninggalkan dermaga Sagulung.
Terlihat dengan rapi kapal tongkang sedang dikerjakan pada sejumlah perusahaan galangan kapal di sepanjang bibir pantai. Ada puluhan kapal tongkang yang masih dalam proses pengerjaan. Warna besi kapal terlihat kecoklatan terpapar sinar matahari.
Sepanjang pantai dari Sagulung hingga Tanggunguncang hanya dipenuhii kapal yang sedang dikerjakan. Tiang tiang penyangga dan plat baja tertata rapi di sepanjang area perusahaan galangan kapal. Tumbuhan bakau sudah berganti pabrik. Udara terasa menyengat. Sebuah kehidupan yang kental dengan profesi nelayan perlahan lahan berganti menjadi area industry yang sangat sibuk.
Pantai di Wilayah Sagulung telah menjadi pusat perusahaan perkapalan. Pohon bakau dan kicau burung telah tergusur. Puluhan ribu pekerja di Batam setiap hari tersedot di sejumlah perusahaan galangan kapal demi mengerjakan proyek kapal yang seolah tidak pernah kehabisan order. Puluhan ribu warga Batam menjadi pekerja di perusahaan galangan kapal. Tak terkecuali warga Pulau Buluh sendiri. Penulis mendapat informasi dari salah seorang warga Pulau Buluh, bahwasanya untuk bekerja di perusahaan galangan kapal sangat dimudahkan asalkan bisa baca dan tulis. Namun kemudahan itu tidak otomatis mencuri perhatian warga Pulau Buluh. Sejumlah pemuda Pulau Buluh malah memilih menjadi operator perahu pompong. Selebihnya memilih berwirausaha. Anak pulau tidak begitu suka dengan pola kerja yang mengikat.
Aji warga Pulau Buluh mengatakan bahwa penduduk Pulau Buluh mendapat prioritas untuk bekerja di sejumlah perusahaan galangan kapal yang ada di seputar Pulau Buluh. Namun tidak semua warga di Pulau Buluh tertarik sebagai buruh pembuat kapal.
Meski tidak ada ombak, panitia pelaksana beserta rombongan hati hati memindahkan alat alat presentasi dan perlengkapan yang harus dibawa ke SMA Negeri 11. Perahu yang ditumpangi padat, oleng ke kiri dan ke kanan. Perjalananan memakan waktu sepuluh menit menyebrang ke Pulau Buluh, tak lama kemudian perahu kayu yang ditumpangi sudah merapat di Pulau Buluh.
Pulau Buluh termasuk pulau yang sudah cukup lama dihuni warga. Jauh sebelum Pulau Batam dikembangkan pulau ini sudah dihuni warga. Bahkan sebelum pulau Belakang Padang berkembang Pulau Buluh sudah lebih dulu dihuni.
Warga Pulau Buluh sejak awal berprofesi sebagai nelayan, namun sejak dibukanya perusahaan galangan kapal di sekitar Sagulung dan Tanjung Uncang dan sekitarnya, warga Pulau Buluh merasakan dampaknya. Ikan yang dulu mudah diperoleh mulai menjauh.
Roda kehidupan warga tetap berputar. Warga Pulau Buluh alih profesi sebagai pedagang, usaha taxi air, dan bekerja di galangan kapal.
Bagunan rumah di Pulau Buluh sangat rapat khususnya di sepanjang bibir pantai. Rumah panggung dari kayu terlihat dominan di pulau Buluh. Di darat rumah yang dibangun terbuat dari batu. Beberapa rumah dan fasilitas umum seperti sekolah masih mempertahankan sumur tua. Sebuah sumur yang berada di halaman sekolah Negeri 11 Pulua Buluh terawat denga rapi. Di dalam sumur nampak air yang jernih. Di dinding sumur yang terbuat dari bata merah tersebut tertulis prasasti pembuatan sumur yaitu pada tahun 1911.
Dari sumur tua tersebut terlihat bahwa Pulau Buluh adalah wilayah yang telah lama dihuni penduduk. Aji salah seorang putra daerah mengatakan bahwa dulu saat Pulau Buluh belum tersentuh pembangunan seperti saat ini mudah mendapat ikan, cukup mancing di pelantar depan rumah.
Community Development Department PT Tunaskarya Indoswasta 15 Mei 2010 melaksanakan bakti sosial di SMA Negeri 11 Pulau Buluh. Acara ini adalah masih merupakan rangkaian ulang tahun PT Tunaskarya Indoswasta yang ke-20. Bentuk kegiatannya adalah pelatihan terhadap siswas kelas tiga dan kelas dua tentang pembuatan CV dan wawancara kerja.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari peserta pelatihan. Selama kegiatan berlangsung siswa SMA 11 Pulau Buluh bersemangat dari awal hingga akhir. Trainer yang diturunkan lebih menekankan pada sisi praktek pembuatan CV dan simulasi wawancara kerja. Trainer yang diturunkan terdiri Walid, Yoga dan Rusli.
Siswa yang mengikuti Pelatihan wawancara kerja dan membuat CV mengaku senang dengan pelatihan ini, meski mayoritas dari mereka akan meneruskan kuliah setelah menamatkan sekolah. Kegiatan ini sangat menarik apalagi dibawakan dengan santai. Materinya sangat bagus, kata salah seorang guru di SMA 11 Pulau Buluh.
Selain mendapatkan pelatihan membuat CV dan simulasi wawancara kerja , peserta pelatihan juga menerima bingkisan menarik dari panpel, diantaranya tas, salah sorang siswa berbakat bernama Ani Mustika kelas XI IPS.
Kepala sekolah SMA Negeri 11 Pulau Buluh mengaku bahwa siswa dipulau ini banyak berasal dari pulau kecil dan terpencil. Siswa tersebut diberi fasilitas oleh negara berupa asrama gratis yang dekat dengan sekolah dan bantuan biaya pendidikan termasuk BOS. Kepala sekolah SMA 11 Pulau Buluh mengatakan bahwa tiga tahun lalu adalah masa masa yang sulit mengajak anak pulau sekitar Pulau Buluh untuk sekolah. Ketika itu anak anak kadang harus dijemput ke rumah agar mau sekolah. Namun dengan adanya perhatian pihak pemerintah berupa penyediaan asrama siswa gratis dekat sekolah dan bantuan biaya lambat laun anak-anak pulau akhirnya bisa mengikuti pelajaran secara teratur, demikian kata Ibu Khariaty kepala Sekolah SMA Negeri 11 Pulau Buluh.
Kegiatan baksos dilakukan oleh CDD selama dua kali. Selain di Pulau Buluh, panitia pelaksana juga menyelenggarakan baksos di sebuah MAN yang terletak di Batu Aji. Baksos di MAN Batu Aji berlangsung pada hari sabtu tanggal 9 Mei 2010.
Thx Pak Untuk TIM nya atas supportnya, mudah-mudahan kerjasama kita terus berlanjut dimasa yang akan datang