Dia sudah sudah memiliki tiga orang anak. Dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Yang perempuan berumur 19 tahun dan 7 tahun sedangkan yang laki laki berumur 12 tahun. Dia bekerja di salah satu Perusahaan Manufacturing di Mukakuning Kawasan Industri Batamindo sebagai tenaga security. Istrinya bekerja pada salah satu perusahaan elektronik yang ada di Batam Center. Pasangan suami istri ini berasal dari Sumatra Utara. Hidup mereka rukun, harmonis. Anak anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Anak pertamanya yang berumur 19 tahun kini sedang mengambil kuliah di salah satu perguruan tinggi swasat di Batam.
Pendidikan adalah hal yang paling diutamakan bagi keluarga tersebut. Selain pendidikan, ketiga anak anak mereka juga diberi kasih sayang dan perhatian yang melimpah. Ketiga anak anak tersebt tumbuh sehat dan mandiri.
Contoh di atas adalah salah satu realitas keluarga buruh migran yang sukses di Batam
Pasangan suami istri di atas adalah pekerja pada level non eksekutif. Namun mampu mengatur dan mengelola waktu mereka untuk bekerja, bermain hingga mendidik anak.
Penulis juga mengamati pola hidup pasangan pekerja yang berumah tangga dengan kondisi yang mengalami kondisi kurang perhatian terhadap anak. Kisah kedua tentang pasangan suami istri yang memiliki dua anak. Yang sulung berumur 5 tahun dan yang kedua berumur dua tahun. Sang istri bekerja sebagai salah seorang leader di sebuah perusahaan yang berlokasi di Batam Center. Pasanga suami istri ini sehari hari terpaksa menitip anak mereka pada pengasuh saat berangkat kerja, dan sang anak baru diambil lagi pada pukul 18.00. Sang anak yang masih balita tumbuh dengan pengawasan tenaga pengasuh . Kini sang suami telah habis kontrak. Kedua anaknya diasuh oleh sang suami.
Anak yang lahir dan tumbuh menjadi remaja di Batam dari keluarga berlatar belakang buruh migran cukup besar. Di Batam, kelahiran anak setiap hari menembus angka 200 jiwa orang. Mayoritas pekerja adalah buruh pabrik. Penghasilan tambahan diandalkan dari adanya lembur.
Ketika pasangan suami istri lembur. Anak terpaksa harus hidup lama dengan pengasuh mereka. Kualitas hubungan antara anak dengan orang tua rendah. Kisah pasangan orang tua pekerja pabrik dengan anak balita yang lembur panjang ada banyak jumlahnya di Batam.
Bekerja di perusahaan akrab dengan waktu kerja yang panjang. Kondisi ini disebabkan lantaran order yang meningkat dari custumer. Lembur yang panjang juga bisa disebabkan oleh adanya produk yang reject. Dengan kondisi seperti itu memaksa para orang tua memilih menyewa tenaga pengasuh anak.
Kondisi seperti ini tentunya berat bagi pekerja berstatus ibu yang memiliki anak balita. Perhatian ibu terhadap anak berkurang. Kasih sayang juga berkurang. Sang anak akhirnya tumbuh dan berkembang justru bersama dengan pengasuh. Ikatan emosial yang kuat justru terjadi antara sang pengasuh dengan si anak.
Pasangan orang tua yang cerdas tentunya menginginkan anak yang diasuh tumbuh menjadi anak yang memiliki tabungan emosi positif yang melimpah, cerdas, terampil, sehat.
Community Development Department PT Tunaskarya Indoswasta pada tanggal 29 Mei dan 5 Juni 2010 lalu mengadakan Seminar dan Sarasehan tentang Smart Parenting. Sasaran seminar adalah para ibu pekerja yang memiliki balita.
Pada tanggal 29 Mei 2010, seminar diadakan di Wisma Bataimdo. Peserta yang hadir berasal dari perwakilan perusahaan di KIB. Pembicara seminar adalah Wenny Nur Annisa, Psikolog. Wenny dalam pembahasan materi megatakan bahwa menjadi orang tua yang smart saat berprilaku dapat membina komunikasi yang berkualitas, tidak asal merespon. Berpikir ribuan kali untuk menghukum secara fisik. Pahami terus kematangan dan karakter anak dan hindari membandingkan dengan anak lain. Melakukan aktifitas bersama serta beri contoh yang baik. Wenny mengajak peserta seminar untuk bersabar mengasuh dan mendidik anak. Meminta peserta berpikir positif serta menjaga kepercayaan diri karena berkorelasi dengan kepercayaan diri sang anak.
Lebih jauh Wenny menyarankan peserta seminar agar dapat memberi kesempatan kepada anak untuk memilih dengan arahan bukan paksaan. Orang tua yang smart dapat memberikan reward yang sehat. Wenny juga menekankan kepada orang tua smart agar fokus pada kelebihan yang dimiliki anak bukan fokus pada kekurangan yang dimiliki si anak.
Pada tanggal 5 Juni 2010 acara serupa diadakan di ruang pertemuan PKK Kelurahan Duriangkang. Di depan ibu – ibu kelompok pengajian dan ibu PKK, Wenny menjadi pembicara untuk materi yang sama, smart parenting. Kegiatan ini mendapat respon positif dari peserta. Aneka pertanyaan dilontarkan oleh peserta. Peserta mengharapkan acara serupa terus dilaksanakan dilingkungan mereka.