Minggu 11 Juni 2012 diadakan pelatihan Merubah Pardigma dan Membangun Etos Kerja. Berlangsung di ruang training PT Tunaskarya Indoswasta Jl. Angsana Lot 306. Sebanyak delapan puluh peserta mengikuti kegiatan ini. Peserta pelatihan adalah Karyawan dan Karyawati PT Philips yang bertempat tinggal di Dormitory Blok O. Beberapa peserta yang baru bergabung di perusahaan mengaku suprise karena baru kali pertama mengikuti pelatihan pengembangan diri. Meski sebagai karyawan baru yang baru tamat SMA, begitu bekerja sudah mendapat kesempatan mengikuti pelatihan.
Fasilitator yang membawakan materi Merubah Paradigma dna Mebangun Etos kerja adalah M. Rusli yang juga Kepala Divisi P2SDM. Rusli menceritakan kisah tentang Burung Elang. Perjuangan induk Elang saat melahirkan anaknya hingga beranjak besar. Sang induk dengan sabar mengajarkan anaknya untuk belajar terbang. Saat pertama diajak terbang sang anak masih sempoyongan. Namun induk elang terus memberi dorongan motivasi kepada sang anak. Hingga tiba saatnya sang anak bisa terbang sempurnya. Namun begitu sang anak elang masih bermanja manja terhadap induknya. Sang anak tak mau jauh dari induknya. Sang induk memberitahu sang anak agar mencari makan sendiri dan tidak lagi tinggal di sarang. Sang anak elang masih betah di sarang. Lantaran tak mau meninggalkan sarangnya, sang induk mengambil tindakan tegas dengan menghancurkan sarang anaknya dan mendorong sang anak untuk terbang mencari makan sendiri serta membuat sarang sendiri.
Pesan moral dari kisah elang ini adalah kemandirian. Kemandirian dengan meninggalkan confort zone. Contoh mudahnya seperti anak yang merantau dan mandiri di daerah orang.
Perubahan dari comfort zone menuju kemadirian dan beradaptasi terhadap lingkungan adalah pilihan yang tidak bisa dihindari. Kini sudah banyak lembaga usaha yang besar (gemuk) dengan jumlah karyawan mencapai ribuan orang tiba tiba dalam hitungan tahun rontok sempoyongan dan tertaih tatih karena tidak bisa melakukan adaptasi atau penyesuaian terhadap tuntutan pasar.
Hadist Nabi Muhammad mengatakan bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati dan melakukan antisipasi atau persiapan. Bila ditelusuri lebih jauh makna mati disini tidak hanya terbatas terpisahnya roh dengan badan, namun juga bisa diartikan sebagai bangkrut, gagal, sakit, ditinggalkan pasangan, kehilangan pelanggan.
Materi Merubah Paradigma dan Membangun Etos Kerja yang diberikan kepada peserta ditampilkan tidak hanya dalam bentuk ceramah, diskusi, juga disertai dengan video arts.
Sesi kedua pelatihan mengupas masalah konsep Etos Kerja. Sejauh ini jamak ditemui di lapangan pekerja yang tidak enjoy dengan bidang pekerjaaan yang ia geluti. Namun karena alasan ekonomi maka antara jenis pekerjaan dengan minat kadang terjadi gap. Alias tidak menyatunya hati dengan bidang pekerjaan yang digeluti. Kondisi itu bisa diawali saat wawancara kerja dimana sang kandidat melakukan manipulasi minat seolah olah menempatkan diri mereka sebagai orang yang sangat tangguh, pekerja keras, dan mencintai pekerjaan demi mendapatkan tiket pekerjaan.
Ketika bekerja dalam kondisi yang monoton, pekerja mulai merasakan kebosanan. Jenis pekerjaan adalah spesialisasi. Saat bosan bekerja berdampak terhadap kualitas produk. Yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan.
Berdasarkan kondisi tersebut pekerja perlu memahami filosofi bekerja dan etos kerja. Bekerja adalah memberi nilai tambah. Etos adalah spirit atau gairah. Bekerja dengan spirit dan gairah berarti bekerja dengan hati dan cinta. Mencitai pekerjaan. Disitulah pekerja menemukan passion. Bekerja dengan penuh gairah. Bekerja dengan penuh cinta. Ketika bekerja dengan penuh cinta maka segala aktivitas pekerjaan akan menjadi menyenangkan. Semoga.