Menjadi seorang HR Profesional adalah dambaan para praktisi di bidang Human Resource atau Human Capital. Siapa sih yang tak mau jadi seorang profesional. Dalam segala hal profesional adalah jaminan. Mulai dari pemain biola, sepak bola, renang, lukis, tari, hingga pembuat Bacin (batu cincin), batunya populer disebut bacan (batu giok) he he he. Ya menjadi profesional adalah pencapaian membutuhkan proses yang panjang. Dalam sebuah buku berjudul energi 10.000 jam tulisan Annie Salendra yang diterbitkan oleh Efata Publishing mengatakan bahwa kunci sukses adalah ketekunan bukan kepintaran.
Tentunya ada jaminan mutu bagi pelanggan saat bekerja sama dengan profesional. Trust pada mitra kerja yang profesional adalah sebuah keharusan. Membutuhkan proses. Tidak bisa instan. Kalau saat ini masih banyak Praktisi Human Resource yang mentah karena tidak melewati proses dan tentunya juga tidak tekun. Bermodalkan hanya dekat dengan atasan, bisa bahasa asing, tiba tiba jadi Manager Human Resource Department. Bersyukur bila selama memegang jabatan tersebut tidak terjadi perselisihan hubungan industrial dan beruntung bila perusahaan didukung modal yang bagus. Kalau kondisinya beda, modal perusahaan pas pasan, kompetensi Human Resource Managernya masih kurang, saat terjadi perselisihan hubungan industrial bisa lain ceritanya.
Untuk mengatasi masalah seperti di atas. Human Resource Manager perlu memupuk habit, yakni belajar tiada henti. Kita tahu bersama tantangan HR Manager tidak gampang. Yang dihadapi adalah manusia dengan kepribadian dan karakter yang berbeda juga, latar belakang berbeda, persepsi berbeda dan tingkat daya tahan terhadap pekerjaan juga berbeda.
Salah satu proses yang perlu diikuti oleh para praktisi HR adalah pelatihan, seminar, study banding, baca buku, aktif di komunitas HR, sekolah hingga jenjang S3. Rajin diskusi kasus dengan para praktisi HR Adalah proses yang terus berjalan. Materi yang harus dikuasai seorang HR Manager bukan benda mati. Bidang HR Manager dimulai dari Perekrutan dan seleksi karyawan hingga karyawan tersebut pensiun.
Lebih khusus pada Hubungan Industrial. Jago pada bidang Undang Undang dan Hukum Ketengakarjaan adalah modal sebagai HR Manajer. Tapi ternyata pengetahuan saja tidak cukup. Ada HR Manager yang sudah senior, pengetahuan Hukum Ketenagakerjaan juga sudah bagus. Tapi bukan jaminan perusahaan bebas dari aroma Perselisihan Hubungan Industri bila karakter HR Manager tersebut lemah.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi para HR Manager yang ada di Batam, Dinas Tenaga Kerja Kota Batam melaksanakan pelatihan Human Resource. Menunjuk LPK P2SDM sebagai mitra. Kegiatan pelatihan berlangsung dua batch. Batch pertama 25 peserta dan batch kedua 30 peserta. Peserta berasal dari latar belakang perusahaan yang beragam. Galangan kapal, manufacturing, perhotelan , jasa.
Setelah pelatihan batch pertama dan kedua usai, diteruskan dengan final test. Peserta yang telah mengikuti pelatihan memperoleh sertifikat dari Dinas Tenaga kerja kota Batam.
Para instruktur atau fasilitator batch satu dan dua terdiri atas Citro, Kushadi Yahya, Soleh, Riko Jaya Saputra, Ani Tanasale, M. Rusli.
Pembukaan pelatihan, sambutan dari Ibu Vera dari Dinas Tenaga Kerja Kota Batam
Fasilitator Materi Key Performance Indicator (Batch kedua) Pak Soleh.
Riko Jaya Saputra fasilitator materi Rekrutmen dan Seleksi
Natalia peserta HR Profesional batch kedua
Kushadi Yahya fasilitator spesial materi hubungan Industrial
Pak Citro spesialis materi Compensation and Benefit serta Pengupahan
Sibuk kerjakan soal , Ibu Fifien Sitorus dari PT Patlite peserta batch kedua