Kawasan Industri Muka Kuning masih menjadi magnet bagi para pencari kerja. Setiap hari Senin hingga Jumat bahkan Sabtu, Ribuan pencari kerja mengharap ada lowongan kerja. Para pencari kerja ini bergerombol di Community Center. Dengan sabar dan tertib mereka selalu datang pagi melihat papan pengumuman dan berharap bagian Recruitmen dari perusahaan yang ada di Kawasan Industri Batamindo datang membawa pengumuman penerimaan pegawai.
Sebagian lagi para pencari kerja bergerombol di depan PT Tunaskarya Indoswasta. Tempat ini selalau penuh saat ada penerimaan pegawai. Halaman depan dipenuhi pencari kerja dan motor yang menjadi kendaraan pencari kerja. Panas terik matahari tidak menjadi penghalang. Pencari kerja rela berdiri sambil membawa berkas. Keringat bercucuran dari wajah mereka. Ekspresi para pencari kerja bermacam macam. Ada yang tetap santai meski berkas mereka tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ada juga yang tegang saat menunggu penguman hasil tes.
Kini para pencari kerja lebih gesit mengejar informasi lowongan. Melalui sosia media atau jaringan telpon yang canggih, para pencari kerja cepat sekali mengetahui adanya informasi lowongan kerja di perusahaan. Selain dimudahkan oleh telpon genggam mereka juga dimudahkan dengan motor yang mereka miliki. Sehingga mobilisasi mereka terbantukan dengan alat transportasi yang mereka miliki.
Seperti pengamatan saya, saat mengamati para pencari kerja di halaman PT Tunaskarya Indoswasta. Kepemilikan kendaraan roda dua pencari kerja adalah dua banding satu. Diantara dua pencari kerja minimal ada satu roda dua. Pencari kerja sekarang lebih bermodal, pikir saya. Motor mereka mulus. Ada yang berharga di atas dua puluh juta. Motor gede (moge), hingga matik. Hand Phone mereka juga tidak ketinggalan jaman. Pakaian pencaker pun bermerek. Terkesan mereka adalah pekerja yang sudah beradaptasi dengan mode kota Batam.
Diantara para pencari kerja ada juga yang berpenampilan seadanya. Bahkan terlalu santai. Pakai celana tiga per empat aliat sebatas lutut. Pakai sandal, tidak pakai sepatu. Santai berkeliling Kawasan Industri mengharap lowongan atau penerimaan karyawan.
Saya punya pengalaman yang tak lasim. Entah dapat dari mana nomor HP saya tiba tiba berdering, dimana ada penelpon bersuara perempuan memperkenalkan diri. Sang penelpon tahu banyak tentang data saya yang ujung ujungnya minta dimasukkan bekerja di perusahaan. Mungkin si penelpon sudah bosan nganggur sehingga ia mendesak saya agar bisa dibantu dengan mudah diterima bekerja di perusahaan. Dia tak tanpa sadar mau membayar (nyogok sebesar tiga juta ) asal diterima bekerja. Lalu saya jelaskan bahwa bekerja melalui PT Tunaskarya Indoswasta siapa saja punya hak yang sama, saya memper silahkandia mengikuti proses dengan benar. Saya menekankan bahwa staf PT Tunaskarya Indoswasta tidak dibenarkan menerima uang sesen dari proses seleksi rekrutmen dan seleksi karyawan. Tugas bagian rekrutmen PT Tunaskarya Indoswasta adalah membantu pencari kerja berdasarkan prosedur yang benar.
Saran saya pada pencari kerja yang melalui PT Tunaskarya Indoswasta khsusunya level operator jangan pernah mendesak petugas dengan iming iming memberi imbalan uang, karena anda akan dicap tidak memiliki karakter yang baik. Belum kerja saja udah berani nyogok. Dari segi moral sudah dinilai kurang baik. Karena itu pencari kerja yang ingin mengikuti proses seleksi dan rekrutmen usahakan bersaing dengan fair. Hindari sikap yang tidak perlu karena sikap awal saat memasukkan lamaran sudah bisa menjadi penilaian yang menentukan.
Hal utama yang juga perlu diwaspadai oleh pencari kerja agar berhati hati saat ada orang asing yang mengaku bisa memasukan bekerja. Dengan sopan sang oknum akan membantu memasukkan berkas pencaker. Si oknum mengaku seolah olah kenal dengan orang dalam. Padahal oknum tersebut hanya mengambil berkas pelamar lalu memasukkan ke petugas bagian penerimaan berkas administrasi saja. Nah kebetulan sang penitip berkas lulus seleksi dan diterima bekerja setelah mengikuti rangkaian tes karena memang otaknya encer. Ketika namanya diumumkan lulus si oknum yang telah memasukkan berkas tersebut menghubungi sang anak dan mengatakan bahwa ia diterima bekerja atas pengorbanan si oknum. Si oknum lalu meminta konpensasi bayaran. Para pencari kerja hati- hati terhadap tipu daya mereka. Mereka bisa jadi mengincar anda, khususnya yang masih belum punya pengalaman dan sangat membutuhkan pekerjaan.
Berbagai keunikan yang pernah saya dapati saat berhadapan dengan pencari kerja. Setelah memperoleh data saya dari blog Marumpa, Pencaker menghubungi saya tanpa mengenal waktu. Mulai pagi, siang, hingga tengah malam. Pesan dari SMS membanjiri kotak inbox saya. Miss call juga datang silih berganti. Saat mengangkat telepon dari pencaker umumnya diawali dengan memperkenalkan diri pencaker. Setelah itu keluarlah berbagai bujukan agar meloloskan dalam penerimaan karyawan. Unik, karena rekrutmen bukan wilayah saya. Mungkin lantara bekerja di PT Tunaskarya Indoswasta para pencaker menganggap saya sebagai bagian rekruitmen yang bisa mengatasi kesulitan mereka.
Seorang pencaker pria memelas mengharap diterima bekerja. Dia mengatakan bahwa dirinya adalah tulang punggung kelurga, orang tua sedang sakit, butuh pekerjaan untuk membiayai pengobatan orang tuanya. Si pencaker sangat mulia di dalam hati saya. Namun ia salah orang. Saya tidak memiliki wewenang mengatur proses rekruitmen. Ketika dijelaskan ke pencari kerja bahwa masing masing ada petugas (person in charga) untuk tugas tersebut. Dia tak mau peduli dia tetap mengejar saya untuk dimasukkan bekerja. Di perusahaan apa pun rela ditempatkan asalkan bekerja.
Cerita seperti di atas sudah rutin sekali saya temui. Namun sayang, bukan cara seperti itu yang membuat pencari kerja diterima. Setiap pencari kerja sejatinya sudah familiar dengan berkas sebelum bertempur. Melengkapi berkas lamaran kerja dengan baik adalah perencanaan yang baik. Jangan sampai melengkapi persyaratan atau berkas lamaran saat di depan perusahaan. Menulis surat lamaran secara terburu buru sambil terpapar sinar matahari terik sungguh kurang nyaman bagi pencaker.
Pakaian yang sopan juga perlu diperhatikan pencaker. Kesalahan yang tidak diperhatikan pencari kerja saat melamar adalah memakai kostum yang sama saat ke pantai atau ke pasar. Pencaker sebaiknya mempelajari jenis pekerjaan yang akan di lamar. Sesuaikan passion diri dengan jenis pekerjaan yang ingin di lamar.
Saat ada panggilan untuk tes sebelumnya pelajari dulu perusahaan yang akan dilamar. Survey tempat pelaksanaan ujian tes dan wawancara. Pencaker dapat memilih jenis pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan. Sesuaikan jenis pekerjaan dengan kompetensi pencari kerja. Untuk meyakinkan pihak user, pencari kerja melengkapi ijasah mereka dengan sertifikasi dan pengalaman kerja yang relevan dengan perusahaan yang dilamar.
Diterima tidaknya seseorang di perusahaan ditentukan beberapa faktor. Cara berpekaian, sikap positif, kompetensi, pengalaman, kecocokan salary atau upah perusahaan dengan pencaker.
Kompetensi lah yang menjadi tolak ukur keberhasilan mereka di terima bekerja diperusahaan. Bukan kedekatan dengan pejabat atau tampang menarik yang membuat mereka diterima bekerja. Kini saatnya persaingan. Kompetensi terbaik akan dicari oleh perusahaan. Gaji terbaik juga akan jatuh pada pekerja dengan kompetensi yang hebat.
Ketiga perusahaan tidak cocok dengan profil pencaker bukan berarti pencaker itu gagal atau tidak kompeten dan pintar. Perusahaan kadang kadang tidak berani merekrut sang pencaker karena pencaker memiliki pengalaman yang banyak dan gaji yang tinggi. Perusahaan sesungguhnya pingin merekrut namun tidak berani memberi gaji yang tinggi.
Pencari kerja sebaiknya jangan terlalu mengharap diterima bekerja saat melamar kerja. Biasa biasa saja. kalau lulus seleksi dan cocok saat wawancara ya lanjut. Kalau kriteria perusahaan tidak cocok dengan kompetensi pelamar ya sebaiknya pindah haluan mencari perusahaan yang betul betul cocok dengan kompetensi pencaker.
Sudut pandang pencari kerja perlu dirubah. Kini pencakir tak perlu galau dan sedih kalau kompetensi yang dipunyai tidak cocok dengan kebutuhan perusahaan. Kalau memang tidak ada yang menerima (tidak jodoh dengan perusahaan) tidak ada salahnya menciptakan usaha sendiri.
Contohnya Lasiman Muhammad Nursal berasal dari Surabaya hanya lulusan Sekolah Dasar namun sukses membuat usaha sendiri. Lasiman sukses dengan antene produksi TV . Bukti suksesnya adalah telah memiliki 10 unit rumah. Lasiman mengakui bahwa ketika bekerja dengan pendidikan tidak terlalu tinggi tidak membuatnya minder. Ia bahkan mampu memberdayakan ibu ibu perumahan dengan bisnis antene yang ia kembangkan. Dia memilih bangkit dan berguna bagi orang lain.
Salah satu HR Manager di Kawasan Industri Batamindo mengatakan ke saya beberapa jenis pekerjaan terpaksa diberikan kepada ekspatriat dari India, Singapura dan Malaysia karena mereka lah yang mampu. Ekspatriat dari India tidak keberatan ketika salary mereka sama dengan salary untuk warga loka. Ada kalanya kompetensi dari luar negeri (ekspatriat) lebih unggul. Selain itu. Di satu sisi Kompetensi warga lokal untuk jenis pekerjaan tertentu masih terbatas. Itulah yang menjadi alasan kekuatiran pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh lokal menghadapi era persaingan bebas.
Ke depan tantangan yang dihadapi pencari kerja lokal makin berat. Karena itu jangan cepat berpuas diri. Belajar adalah jalan hidup. Belajar seperti udara. kita butuh sepanjang kita hidup.