Norman Edwin udah lama tiada namun semanagt Norman tidak mati. Hingga kini setiap melihat dan membaca buku tentang Norman selalu muncul inspirasi. Norman lahir di Sungai Gerong 16 Januari 1955. Meninggal di Gunung Aconcagua 21 Maret 1992. Norman adalah pendaki gunung, pengembara, pelayar lautan dan penulis kisah perjalanan. Norman pernah mencapai puncak gunung tinggi di beberapa tempat. Pernah menaklukkan gunung salju di Papua Gunung Carstensz., Gunung Kilimanjaro Afrika, Gunung McKinley Kanada, Gunung Elburs Soviet.
Penaklukan sungai dengan jeram yang berbahaya pernah ia taklukan. Ada melabuh Riam di Kapuas, Sungai Kayan, Sungai Alas hingga Sungai Progo. Penelusuran gua juga ia tekuni. Panjat tebing pun jagonya. Masih dengan petualangan, Norman juga salah satu anggota yang ikut petualangan perahu Phinisi Amana Gappa dari Benoa Bali ke Madagaskar.
Prestasi yang diiukir oleh Norman patut diacungki jempol. Dia menginspirasi para pencinta alam muda. Banyak hal yang bisa dipetik dari Norman. Dia memandang, sebagai pencinta alam yang juga sahabat alam. Norman suka menulis, suka belajar. Karyanya banyak dimuat di media massa. Norman juga pernah jadi wartawan untuk Mutiara, Wartawan majalah Suara Alam, wartawan Kompas, pernah menjadi kru ekspedisi Kompas ke sejumlah lokasi seperti ekspedisi Way Kambas, ekspedisi Ujung Kulon, ekspedisi Krakatau.
Norman Edwin adalah tokoh yang suka bertualang, pencinta alam yang tidak hanya menghabiskan waktunya untuk jalan. Kegiatan yang ia lakukan adalah kegiatan yang didasari dengan passion. Melakukan sesuatu dengan hobby yang dibungkus dengan jurnalistik dapat dijadikan profesi. Selamat bertualang
Kini saat teknologi komunikasi makin berkembang, ketika kemudahan mendokumentasikan laporan perjalanan makin gampang, tidak banyak penulis yang bisa meniru Norman. Semoga ke depan Para pencinta alam dan petualang dapat mendokumentasikan laporan perjalanan mereka. Tidak hanya berfoto narsis namun miskin data.