Bambu. Aku begitu suka sama tumbuhan ini. Waktu kecil berbagai manfaat bambu sangat membantu keluarga kami. Ayah punya pohon bambu. Sebagian dijual, sebagian dipakai untuk keperluan sendiri. Bambu dipakai untuk membuat warung tenda, kursi, pagar hingga Kandang ayam.
Sebagai bocah yang besar di kampung. Fungsi bambu begitu beragam. Saya masih ingat dengan jelas saat membuat senjata dari bambu. Peluru kertas yang direndam di air. Main Perang perangan dengan senjata bambu sungguh asik. Tidak mengeluarkan biaya. Gratis. Namun hasilnya sungguh luar biasa. Banjir endorfin.
Ngaji di rumah kakek kadang dilewati karena senangnya bermain. Kalau tidak ngaji begitu sampai di rumah Ibu marah. Tangan ibu lalu merapat ke kuping. Menjewer kuping hingga merah. Ha ha ha. Meski dihukum ibu, aku tak pernah kesal. Karena sayang sama Ibu.
Saat duduk di bangku SMP. Ayah juga suka mengajak ke Hutan Bambu miliknya. Beberapa batang pohon ditebang. Pohon bambu yang sudah ditebang lalu dibersihkan. ranting dan daun disingkirkin. Satu batang bambu yang berukuran dua puluh meter lalu pindah ke pundakku. Tugasku membawa satu batang Hingga ke rumah.
Sampai di rumah. Punggung gatal karena serbuk halus dari kulit bambu menempel di punggung. Serbuk halus itu bikin gatal. Mandi di sumur . Pakai sabun mandi liveboy. Busanya memenuhi seluruh badan. Badan terasa segar setelah itu.
Bambu yang sudah kering lalu di potong dengan gergaji. Ayah lalu merubah batang bambu tersebut menjadi pagar yang kokoh.
Sekian tahun di rantau. Rasa kangen kegiatan masa lalu kadang kadang melintas. Bambu mengingatkanku pada kampung halaman yang selalu kurindukan. I love Bambu.