Ketika lulus kuliah meski memperoleh nilai bagus bukan jaminan dapat pekerjaan dan sukses. Ketika sekolah sejak SD hingga Bangku Kuliah dengan nilai yg bagus tentunya mendapat ganjaran pujian dari orang tua, saudara dan teman bahkan menjadi idola. Begitu taman kuliah dan ternyata ditolak di sebuah perusahaan. Kondisi tersebut dapat meruntuhkan semangat dan percaya diri. Kalau kondisi ini terjadi diri kita maka kondisi ini dapat dikategorikan jiwa yang rapuh.
Kalau di perusahaan sudah bekerja keras dan merasa berhak dengan ganjaran promosi namun pimpinan tidak memberi ganjaran promosi lalukita merasa hidup tidak bermanfaat dan penting di lingkungan perusahaan. Ini adalah jiwa yang rapuh.
Saat menyumbangkan uang banyak saat diliput media massa. Saat menganggur meski sudah lulus tiga tahun dari bangku kuliah, karier macet, penghasilan tidak cukup, gelisah karena sudah mendekati pensiun namun tidak ada persiapan, tidak mampu melunasi utang yang bertahun tahun menjerat, kecanduan merokok, pekerja yang tidak memiliki motivasi, kecanduan alkohol. Hal di atas adalah contoh jiwa rapuh. Apakah anda juga memiliki jiwa rapuh.
Jangan ya, tidak mantap.
Agar tidak terjebak dalam jiwa rapuh maka perlu melakukan transformasi. Ada 5 metode mendewasakan jiwa. Menurut DR. G.E. Vaillant menyimpulkan lima metode pendewasaan jiwa.
Kelima metode tersebut adalah: Altruisme, Antisipasi, Sublimasi, Supresi dan Asketikisme.
Apakah artinya? Altruisme adalah sikap seseorang yang meletakkan kebutuhan orang lain lebih dahulu atau lebih utamadibandingkan kebutuhan atau kepentingannya. Lawan Altruisme adalah egois.
Antisipasi adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi perasaan tidak enak atau menyakitkan di masa depan. Antisipasi adalah membuat perencanaan terukur.
Sublimasi adalah perubahan dari benda mati jadi gas. Bahasa Psikologi, sublimasi adalah impuls atau dorongan yang tidak dapat diterima secara moral menjadi kegiatan yang dapat diterima, sehingga tujuan semula tetap tercapai.
Contoh sublimasi saat Gandhi dilempar dari kereta api kelas 1 yang diisi kulit putih. Meski marah tapi kemarahan Gandhi tidak ke petugas kereta api tapi dengan cara menggerakkan orang untuk memprotes aturan yang membedakan seseorang berdasarkan warna kulit. Perjuangan itu berujung pada kemerdekaan bangsanya.
Asketik atau Zuhud adalah upaya mengurangi atau menghilangkan kenikmatan hidup. Tidak berminat pada sesuatu yang bersifat keduniawian. Meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat material.
Semoga kita bisa melakukan trasformasi jiwa dan hidup bermakna.
thanks buat infonya, bisa jadi referensi nih