Minggu ke dua bulan July 2017 heboh di unggah di sosial media, khususnya di Facebook tentang organisasi atau ormas yang anggotanya memakai seragam mirip tentara, meniru niru pakaian dan atribut Tentara Nasional Indonesia. Salah seorang anggota ormas memakai lambang lambang dan tanda bintang mirip tentara. Kemiripan mulai baret, pangkat, medali penghargaan, hingga tongkat komando. Tak lama kemudian aparat militer mengumpulkan ormas tersebut. Menyuruh anggota ormas menyebutkan Pancasila. jawabnya salah. Akhirnya seluruh anggota ormas tersebut disuruh untuk melepaskan seluruh atribut. Kejadian tersebut menjadi viral.
Nah mengapa ini kuangkat sebagai tulisan? Sesungguhnya kisah ormas sebuah proses tersebut membuatku kembali sadar bahaya sebuah pelanggaran terhadap hukum alam alias karma. Ya, melakukan sesuatu dengan jalan pintas akan mengakibatkan kerapuhan dan kekalahan. Mereka yang kalah karena jalan pintas sejatinya adalah pecundang.
Kisah Ormas di atas sama saja dengan diterima bekerja di instansi dengan cara menyogok, lulus ujian karena nyontek, memperoleh kekayaan dari hasil korupsi. Menjadi anggota legislatif dengan uang serangan fajar. Sama saja. Mentalnya sama. Jalan pintas menuju tujuan. Jalan pintas adalah solusi tergampang.
Untuk menjadi seorang maestro atau kompeten ada proses. Ada langkah awal. Ada tantangan dan ujian. Proses yang tidak instan. Memakan waktu, tenaga, biaya. Untuk menjadi seorang maestro dibutuhkan latihan sebanyak 10.000 jam. Untuk menjadi seorang maestro atau master dibutuhkan fokus dan istiqomah melaksanakan latihan.
Otot myeline adalah otot yang mengantarkan perintah dari otak ke jaringan tubuh. Otot myeline harus dilatih. Otot ini dipertebal dengan cara dilatih. Ketika otot myeline menebal maka kita pun bisa menjadi orang yang memiliki kompetensi.
Begitu banyak lulusan sarjana yang bernilai bagus bahkan cumlaude namun tak bisa mengatasi masalah ketika disodorkan oleh atasan mereka saat bekerja di perusahaan. Begitu banyak sarjana yang hanya pandai bicara dan memiliki tumpukan ijasah yang nilainya sebatas kertas. Diberi angka angka kelulusan. Pintar secara kognitif bukan solusi dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Ada mind memory dan anda muscle memeory. Mind memory hanya sebatas kognitif sedangkan muscle memory adalah kompetensi. Muscle memory adalah otot myeline itu sendiri.
Lalu apa hubungan ormas kisah di atas dengan myeline. Melakukan upaya jalan pintas adalah kekalahan. Mengaku dan memberi label kepada diri sebagai orang penting dengn memasang tanda pangkat di tubuh adalah kejahatan dan kebodohan. Begitu banyak proses yang diloncati. Disiplin, kerja keras, waktu , biaya, tenaga, semangat, karakter ini tidak dijalani dengan benar. Bila pola pikir jalan pintas ini diabaikan jangan salahkan kalau negeri ini akan terjerumus ke jurang yang dalam dalam hal ketertinggalan, kebodohan, dan kemiskinan. Pelanggaran prinsip terhadap karakter, hanya menjadikan bangsa ini menjadi Bangsa Budak.
Karena itu berhentilah melakukan jalan pintas, korupsi, melanggar antrian. Hargailah sebuah proses. Insya Allah tidak ada kata terlambat untuk bangkit dan menjadi NKRI negeri yang diperhitungkan.