Arti judul di atas adalah Pengaruh termpratur : Melihat diri, mengamati yang lain. Yess dunia keramik. Sesuatu yang langka bagi saya. Tiga puluh tahun saya bersentuhan dengan dunia gambar dan lukisan memberi kepekaan yang kian dalam tentang estetika. Keindahan ada di mana mana. Beryukur. Indonesia Memiliki seni budaya yang hebat.
Minggu 22 April 2018 saya meluncur ke Museum Seni Rupa dan Keramik di Kota Tua Jakarta. Udara cerah. Pengunjung pameran lumayan ramai. Pameran keramik berlangsung dari 21 April hingga 2 May 2018. Ada yang datang rombongan dari sejumlah organisasi. Heboh. Panitia berulang kali mengingatkan pengunjung agar tidak terlalu dekat ke karya yang dipamerkan. Rombongan ibu- ibu yang mengenakan seragama organisasi sangat heboh berselfi ria di samping karya yang dipamerkan. Ah, emak- emak jaman now , pikirku dalam hati. Usai selfi ria mereka pun pulang tanpa mengamati atau bertanya makna dan tema lukisan. Berselfi ria lebih penting bagi mereka. Ha ha ha.
Ada 18 Keramikus wanita yang berpameran di acara ini. Mereka adalah Antin Sambodo, Dona Prawita Arissutaw, Dwita Anja Asmara, Dyah Retno, Endang Lestari, Evy Yonathan, Galuh Anindita, Jenny Lee, Lelyana kurniawati, Lisa Sumardi, Marta Susanti, Noor Sudiyati, Rani Aryani Widjono, Sekarputri Sidhiawati, Silayana Setiadarma, Tica Granicia, Wati Karmojono, Zia Fauziana.
Apa itu keramik? Keramik berasal dari Bahasa Yunani yaitu Keramos , yang berati periuk yang terbuat dari tanah.
Pengertian keramik adalah cakupan untuk semua benda yang terbuat dari tanah liat (lempung), yang mengalami proses panas / pembakaran sehingga mengeras. Balai Besar Keramik Bandung, mendefinisikan keramik sebagai berikut: “Keramik adalah produk yang terbuat dari bahan galian anorganik non – logam yang telah mengalami proses panas yang tinggi. Dan bahan jadinya mempunyai struktur kristalin dan non-kristalin atau campuran dari padanya” (Praptopo Sumitro, dkk, 1984:15).
Definisi keramik yang pengertiannya luas dan umum adalah “bahan-bahan yang dibakar tinggi”, termasuk didalamnya adalah semen, gibs, besi (metal) dan lain sebagainya. Karena hal itulah sebutan keramik bervariasi seperti gerabah, tembikar, mayolika, email, keramik putih, terracota, porselin, keramik batu (stoneware), benda tanah liat, barang pecah-belah, benda api, cermet (keramik-metal), gelas, semen api, keramik halus, kaca, silikon dan lain sebagainya. Kalau anak seri rupa kontemporer pasti familir dengan di atas.
Pengertian keramik dapat pula dipandang dari bentuk visualnya (wujud rupa), dari bahan material ( kimia – fisik ) dan teknologinya ( teknik kimia, teknik fisika, teknologi proses, dll. ), serta dari fungsi praktis, konsep seni dan desain. Mantap kan gays. Keramik itu indah pokoknya.
Ada makna sederhana yang berkesan bagi saya tentang keramik yaitu proses pembuatan yang terdiri dari tiga unsur yaitu tanah, air dan api. Tanah, Air dan Api sama dengan keindahan. Filososfi ini kalau saya tuangkan dalam kehidupan memberi makna tentang karakter yakni adanya kelenturan alias fleksibilitas, sifat yang sejuk dan damai namun keras dan panas adalah kombinasi yang akan membentuk kematangan.
Pembuatan keramik mengalami kemajuan dan perkembangan sesuai perubahan jaman. Namun di balik karya keramik, saya tertarik dengan sejarahnya. Keramik tempo dulu menyimpan sejarah dan cerita masa lalu. Di balik penemuan keramik pada kapal yang karam menyimpan informasi penting tentang perjalanan sebuah bangsa, kerajaan. Punahnya sebuah bangsa dan kerajaan pun bisa didapat dari sisa sisa peninggalan keramik yang ditemukan di bangkai kapal kayu ribuan tahun lalu.
Dan saat ini pembuatan keramik mengalami kemajuan. Keramik kontemporer terus berkembang dan menawarkan ide serta konsep yang tidak pernah basi. Keramik kontemporer adalah anak kandung seni rupa kontemporer. Keramik love u.