Monas menjadi sasaran warga Jakarta untuk refreshing sast libur. Tempat yang paling mudah dijangkau oleh warga Jakarta termasuk warga luar Jakarta. Tulisan saya sebelumnya, mengulas tumbuhan, bunga dan burung di sekitar Monas, juga terdapat sarana olahraga dan musium. Sebagai pencinta seni, ada yang menarik dan tak bisa dilewatkan. Apakah itu? ya patung. Ada patung yang berdiri kokoh. Patung Pangeran Diponegoro.
Patung tersebut merupakan simbol perlawanan Bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda. Patung Diponegoro adalah patung yang berdiri kokoh seolah mengawal dan menjaga keberadaan Monas. Diponegoro adalah pahlawan bangsa. Pengorbanannya untuk Bangsa ini sangat besar. Perjuangan Diponegoro adalah kisah perlawanan di Jogyakarta. Diponegoro ditangkap Belanda dan dikirim ke Batavia. Dari Batavia lalu dikirim ke Benteng Amterdam di Manado lalu dipindahkan lagi ke benteng Rotterdam di Makassar.
Pangeran Diponegoro putra sulung Hamengkubuwana III, Raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Ibunya bernama R.A. Mangkarawati, adalah garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Bendoro Raden Mas Ontowiryo.
Menyadari dirinya sebagai putra seorang selir, Diponegoro menolak harapan sang Ayah, Sultan Hamengkubuwana III, untuk mengangkatnya menjadi raja . Ia menolak karena ibunya bukanlah permaisuri. Diponegoro mempunyai 3 orang istri: Bendara Raden Ayu Antawirya, Raden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.
Diponegoro lebih memilih kehidupan yang merakyat. Lebih fokus pad a kehidupan keagamaan. Ia tinggal di Tegalrejo , tempat tinggal eyang buyut putrinya, Permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo daripada di Keraton.
Pemberontakannya terhadap Keraton dimulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) dimana Diponegoro menjadi salah satu anggota perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V (usia 3 tahun ketika itu), sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danurejo bersama Residen Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak disetujui Diponegoro.
Saat pembuatan jalan ke arah Muntilan, dimana rute jalan yang dipilih Belanda melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro tidak terima dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Perang meletus selama lima tahun. Belanda mengalami banyak kerugian termasuk korban jiwa.
Pangeran Diponegoro adalah pahlawan. Jasanya besar. Setelah ditangkap Belanda, Pangeran Diponegoro di kirim ke Menado dan terakhir masa hidupnya berakhir di Makassar. Pada tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa Makassar.