Nenek dan Cucu. Oil Painting, artis M. Rusli
Kisahnya dalam bentuk fiksi sebagai berikut:
Beno dan Nenek
Cerita bersambung oleh M. Rusli.
Puasa sudah memasuki hari ke 10 Ramadhan. Tahun 2021 adalah tahun ke sembilan Beno akan merayakan lebaran bersama nenek di kampung sekaligus tahun keenam Beno tidak berjumpa Ibunya. Beno sangat kagen dengan ibunya. Beno ingin merasakan kebahagiaan seperti teman teman sekolahnya. Setiap lebaran bisa berkumpul dengan kedua orang tuanya merayakan lebaran. Ingin merasakan kebahagiaan mendapat hadiah lebaran dari kedua orang tuanya. Dua tahun terakhir Beno sudah jarang mendapat kiriman uang dari Ibunya yang merantau di Batam. Teman teman Beno selain mendapat baju baru, sepatu baru juga diberi uang untuk jajan. 2 tahun Beno tak merasakan itu lagi. Baju lebaran yang ia pakai adalah pemberian dari partai atau bantuan CSR perusahaan.
Nenek Atun yang merawat Beno sejak bayi tak punya pekerjaan tetap. Hanya buruh tani. Suami nenek Atun sudah lama meninggal. Praktis kebutuhan sehari hari jadi tanggungjawab Nenek Atun. Usia Nenek Atun masuk 77 tahun. Tenaganya tidak kuat lagi. Dulu nenek Atun sering ke sungai Progo di Kalibawang memecah batu. Ikut jadi buruh tani dan menjual kayu bakar yang ia kumpulkan dari aliran sungai Progo.
Nenek Atun tinggal di pondok dekat bibir sungai Progo Ngrajun Banjarharjo Kalibawang. Desa ini sangat subur. Ada irigasi yang selalui menyediakan air buat pertanian. Bendungan Ancol Kulonprogo tak jauh dari Ngrajun. Kurang lebih berjarak satu kilometer. Bendungan ini dibangun atas ide Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX. Di desa ini juga mengalir selokan Mataram. Dulu terkenal dengan nama kanal Yoshiro. Di bangun oleh warga Yogyakarta tahun 1942 saat penjajahan Jepang
Ide itu sengaja dilakukan agar warga Jogyakarta tidak dijadikan Romusha yang dikirim keluar Pulau jawa. Itulah dasarnya kenapa bendungan Ancol ini dibangun.
Nenek Atun sudah mulai renta. Ia tak sekuat dulu. Kini nenek Atun hanya mengandalkan pemasukan dari menjual kayu bakar yang penjualannnya tidak menentu. Kadang kayu yang sudah dikumpulkan tidak laku terjual.
Beno kini sudah berusia 9 tahun. Ia anak yang cerdas. Ia sudah kelas 5 SD. Ia sering dapat juara kelas. Sepulang sekolah Beno membantu nenek mencari kayu bakar. Meski tidak punya penghasilan tetap Beno dan nenek Atun selalu bersyukur karena diberi kesehatan. Hanya saja Beno sering sedih karena diejek oleh kawan kawannya sebagai anak yang tidak punya orang tua. Beno suka menangis di rumah karena di bully teman temannya.
Saat Beno bertanya kepada Nenek Atun. Kemana ibu sekarang. Kenapa tidak pernah nengok Beno. Nenek Atun hanya bilang Jadi operator di Batam. Beno sangat kangen dengan Ibunya. Saat Beno berusia 3 tahun masih merasakan gendongan Ibunya. Kasih sayang ia rasakan terlalu singkat. Dua tahun terakhir ta ada lagi kabar tentang ibunya.
*****
Sumiatun adalah nama ibunya Beno. Sumiatun dulu menamatkan SMEA di Wates Kulonprogo. Usai menamatkan sekolah langsung dilamar oleh kekasihnya bernama Agus. Pernikahan dini Agus dan Sumiatun melahirkan bayi sehat bernama Beno.
****
Waktu itu Beno sudah berusia enam bulan. Beno suka menangis karena haus. Air asi dari Sumiatun tidak lancar keluar. Kebutuhan gizi Beno ditutupi dengan konsumsi susu botol. Biaya untuk susu bubuk kaleng cukup besar. Gaji Agus tak cukup sebagai buruh tani.
Agus akhirnya mencari pekerjaan di Kota Jogya. Agus di terima sebagai Supir di salah satu perusahaan distribusi. Tugas Agus sehari hari adalah mengantar barang ke sejumlah retail dan toko yang ada di wilayah Jogyakarta dan sekitarnya.
Sehari hari target Agus mendrop barang dagangan ke ritel dan warung ada 25 titik.
Agus adalah pekerja yang rajin. Bukan hanya rajin yang menjadi nilai plusnya di tempat kerja ia juga memiliki wajah tampan. Hanya dalam waktu beberapa bulan bekerja ia sudah di goda dan didekati oleh teman kerja wanita.
Tahun pertama bekerja Agus masih menganggap teman teman kerja wanita di tempat bekerja saudara yang suka bercanda. Setelah tahun ke dua Agus justru tergoda dengan salah seorang sales cantik di salah satu ritel Indomart yang sering Agus kunjungi untuk ngedrop barang dagangan.
Sales di Indomart memang rata rata memiliki penampilan menarik. Mereka sudah di latih grooming oleh atasannya. Agus tertarik pada salah satu petugas sales yang juga merangkap jadi kasir. Nama gadis itu adalah Nining. Nining memiliki wajah yang mirip dengan istri Agus di rumah.
Tapi entah kenapa ia suka memberikan perhatian khusus pada Nining. Nining pun sebetulnya tahu kalau Agus sudah menikah dan punya anak namun Nining sangat terpesona dengan ketampanan Agus. Nining jadi pelakor (perebut laki orang) dan Agus jadi Kalkulator (Kelakuan lelaki kotor). Klop. Pelakor jumpa kalkulator.
Tahun ketiga bekerja Agus mulai jarang pulang teratur ke rumah. Ia sering berkata lembur pada istrinya di rumah. Sumiatun pun percaya saja pada Agus.
*****
Suara pesan whatsapp berbunyi di handphone Agus. Sumiatun tidak memperdulikannya karena sibuk mengganti popok Beno. Agus ada di kamar mandi. Usai mengganti popok Beno suara whatsup kembali bunyi. Sumiatun meraih dan membaca pesan yang masuk. Pesan yang masuk dari seseorang yang Sumiatun tak kenal. Nama yang muncul adalah Tukang Keramik. Sumiatun lalu scroll dan membaca pesan yang dikirm si Tukang Keramik. Isinya adalah ucapan sayang dan rindu pada Agus. Wah ini ada apa apa. Ada yang di sembunyikan Agus pada diriku, batin Sumiatun.
Sumiatun mencoba menelpon si Tukang Keramik. Yang mengangkat adalah seorang wanita bersuara manja. Sumiatun bertanya, ”Maaf anda siapa?”
“Saya kawan kerja Mas agus.”
“Namanya siapa,” tanya Sumiatun lagi
“Saya Nining. Rekan kerja Mas Agus.”
“jadi anda bukan Tukang Keramik?” kejar Sumiatun.
Nining mematikan panggilan telpon.
Sumiatun panas. Ternyata ada wanita lain selain dirinya.
Usai mandi. Agus berpakaian rapi. Sumiatun menahan nafas. Berusaha tenang di depan Agus.
“Mas tadi ada yang call, aku tak sempat angkat karena repot ganti popok si Beno, aku lihat namanya Tukang Keramik.” Sumiatun berbohong.
Agus tersentak lalu menjawab, “Oh ya sayang, terima kasih.”
“Tukang keramik itu tinggal dimana Mas.” Lanjut Sumiatun.
“Kurang tahu juga, tapi dia sering diminta kantor untuk renovasi gedung kantor.”Jawab Agus
“Oh …. begitu ya.” Aku Sumiatun.
“Mas boleh jujur. Sebetulnya Tukang Keramik itu adalah seorang perempuan bernama Nining. Kenapa Mas membohongiku. “
“Anu … anu….” Agus gagap dan salah tingkah. Mukanya pucat.
“Kenapa mas membohongi aku. Apa karena aku tidak langsing lagi, karena tidak semenarik dulu lagi lalu menduakan diriku.” Sumiatun emosi. Marah. Membanting botol susu Beno. Botol susu itu pecah. Beno yang berada di kasur menangis karena haus. Keributan pagi hari itu diatasi oleh neneknya Beno. Reda tapi Sumiatun terlanjur sakit hati. Tak menyangka Agus selingkuh dengan wanita lain. Air mata membasahi pipi Sumiatun.
Hari berganti Minggu kelakuan Agus tidak berubah. Agus makin jarang pulang. Akhirnya Sumiatun tak bisa menahan diri lagi. Ia mengusir Agus dari rumahnya.
Sejak saat itu Agus tidak pernah balik dan menengok Beno anak semata wayangnya.
*****
Ulang tahun ketiga Beno. Hanya dirayakan secara sederhana bersama Ibu dan neneknya. Sejak mengusir Agus dari rumah, rasa kecewa dan sakit hati Sumiatun belum reda. Ia berusaha kuat dan mandiri. Sumiatun minta ijin pada ibunya untuk mencari kerja di Batam sekaligus melupakan sakita hatinya pada Agus.
Sumiatun ke Disnaker Kulonprogo. Mencari lowongan kerja. Ada perusahaan yang melakukan perekrutan. Syarat diterima rata rata lulusan SMA dan belum menikah. Sumiatun nekat, ia memalsukan identitasnya. Di KTP statusnya adalah single. Suamiatun akhirnya diterima di PT Alteco.
Sumiatun mengikuti semua rangkain dari tes, orientasi hingga mobilisasi dari Jogya ke Batam menggunakan pesawat terbang. Berjalan lancar. Sumiatun sangat senang karena bisa melupakan luka hatinya yang diduakan sama Agus. Di satu sisi Sumiatun juga sedih karena harus meninggalkan putranya yang masih kecil.
Sumiatun menjalani hari harinya di Batam dengan lancar. Mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Setiap habis gajian rutin kirim uang ke orang tua di kampung untuk biaya kebutuhan Beno.
Kalau hari Sabtu atau Minggu Sumiatun suka menghabiskan waktunya di masjid Nurul Islam mengikuti pengajian. Sekali kali Sumiatun menghibur dirinya dengan jalan jalan ke Plaza Batamindo, Panbill Mall, Kepri Mall. Sejumlah pantai indah di Barelang juga jadi tempat refreshing yang tak dilupakan Sumiatun.
Banyak pria yang mendekati Sumiatun untuk dijadikan pacar. Sumiatun tak merespon. Ia masih illfill dengan pria. Ia belum bisa melupakan rasa kecewa dikhianati Agus.
Tahun terus berganti. Sumiatun memilih tidak balik ke kampung. Untuk mengobati rindunya hanya mengandalkan telpon. Alasan Sumiatun tak balik karena ada rasa sakit bila melihat kampung yang banyak menyimpan kenangan bersama Agus.
*****
Beno makin besar, kini berumur 9 tahun. Ia bertanya pada nenek. Kenapa Ibunya tak pulang. Kenapa Ibunya tak mau ketemu Beno. Beno kangen Ibu. Ia sangat rindu dengan ibunya. Sudah enam tahun lamanya berpisah. Kadang Beno menangis karena rindu ibunya. Beno suka iri melihat kawan kawannya yang diantar ke sekolah oleh ibunya. Beno hanya berangkat jalan kaki sendiri. Setiap hari.
“Nek kapan Ibu pulang. Beno kangen Ibu. “ Beno mengadu pada neneknya.
“Tidak bisa sayang. Ibumu masih bekerja keras kumpulkan uang untuk modal usaha. Makanya belum bisa balik. Lagian sekarang ada Covit 19. Penerbangan di batasi. Jarak di batasi. Banyak larangan bepergian. Mudah mudahan Covit 19 selesai, ibumu segera pulang.” Nenek jelaskan sambil membelai rambut cucu kesayangannya. Nenek membelai rambut Beno penuh kasih sayang.
Sebuah tabloid Etos yang dulu Sumiatun kirim ke kampung sering di baca Beno. Banyak foto foto yang menjelaskan keberadaan Kawasan Industri Batamindo, Pabrik, dormitory, kegiatan sosial, Palaza Bataimdo, Pujasera, dan Keagamaan. Tabloit itulah yang menjadi pengobat rindu Beno kala kangen sama ibunya. Ah Ibu, andai Beno sudah besar, akan saya susul ke Batam, Beno berkata dalam dirinya.