Si Manis adalah fiksi (cerima mini) oleh M. Rusli
Bagus lelaki dewasa berumur 28 tahun. Bekerja sebagai buruh di perusahaan swasta. Penghasilannya cukup untuk kebutuhan sehari hari. Bagus anak yang rajin dan penyayang. Bagus tinggal di sebuah rumah kos sederhana. Malam itu Bagus gelisah karena kucing yang ia beri nama Manis tak balik ke rumah. Biasanya saat Bagus pulang kerja si Manis sudah menemaninya bercanda. Kemanakah Manis pergi?
Bagus sudah mencari kemana mana. Sudah menanyakan ke tetangga juga tidak jumpa. Bagus keliling kompleks mencari kucing kesayangannya. Nihil. Bagus mencari tahu ke sejumlah warga. Penjual gorengan, penjual sayur, Pak RT, anak anak Punk yang suka kumpul di komplek tak ada yang lihat Kucing kesayangan Bagus.
Bagus resah karena Si Manis adalah kucing ramah yang mudah akrab dengan orang asing. Bagus kuatir Si Manis di ambil orang. Si Manis sudah tiga tahun menemani Bagus. Selalu menjadi kawan bermain Bagus kala pulang bekerja. Manis sangat penurut dan manja. Keduanya kompak. Kemanakah Manis pergi? Bagus resah.
Belakangan memang santer terdengar kabar adanya penertiban hewan liar oleh petugas KPKP atau Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian. KPKP sudah melakukan sosialiasai akan melakukan penangkapan hewan liar. Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, penangkapan hewan liar sejatinya tidak dilakukan mendadak. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui. “Penangkapan (dilaksanakan) sebulan sekali, kalau ada laporan (dari) masyarakat,” kata Darjamuni saat diwawancarai Kompas.
Dinas KPKP menyosialisasikan rencana penertiban hewan liar melalui RT dan RW setempat. Pihak RT dan RW diminta menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak melepas hewan peliharaan mereka. Dengan demikian, ketika penangkapan berlangsung, tidak ada hewan peliharaan yang ditangkap petugas.
Petugas turun ke lapangan menangkap kucing dan anjing liar di sekitar perumahan warga. “Satu tim ada orang teknis dibantu Satpol PP. Satpol PP cuma berjaga saja kalau-kalau terjadi keributan. Yang menangkap tetap petugas kami, petugas KPKP” ujar Darjamuni.
Setelah dilakukan penangkapan, anjing dan kucing liar dibawa ke Puskeswan (pusat kesehatan hewan) untuk divaksinasi dan disterilisasi. Pihaknya menyediakan waktu tiga hari apabila ada warga yang ingin mengambil hewan yang telah tertangkap. Ia mengatakan, warga yang hendak mengadopsi harus melalui peraturan yang berlaku.
Informasi dari koran Kompas yang Bagus baca membuatnya kuatir. Apakah saat ada petugas KPKP melakukan penyisiran di sekitar tempat tinggal Bagus mengangkut si Manis dari jalanan, bisik hati Bagus. Ya Manis memang kucing yang super aktif. Ia kadang keluyuran di jalan mencari makanan. Tidak ada identitas yang di pasang di tubuh Manis. Tidak ada kalung yang menjadi penanda di leher Manis.
Manis termasuk kucing yang mudah bergaul dan akrab dengan orang asing.
Ah manis jangan jangan petugas KPKP sudah mengangkutmu untuk di vaksin.
Bagus sedih karena tidak menemukan Manis. Kini ia kesepian. Hari harinya terasa berat. Bagus tidakpunya hiburan lain. Ia bukan pria yang memiliki banyak uang. Bagus sangat sederhana dan hidup hemat. Jangankan untuk jalan jalan dan nongkrong di kafe. Bayar uang bulanan sewa kos saja kadang suka telat.
Hiburan Bagus setelah pulang bekerja adalah bercengkrama dengan Si Manis. Ketika Manis menemani Bagus bermain, Bagus bisa melupakan segala beban kerja dan stres. Hormon bahagia Bagus akan aktif kalau sudah berjumpa Manis. Bagus gelisah. Ia tidak bisa tidur malam itu. Pikirannya hanya pada kucing kesayangnnya.
Teringat kejadian tiga tahun lalu. Saat itu Bagus baru putus dengan pacarnya. Mirna adalah teman sekolah Bagus sejak kelas satu SMA. Bagus pacaran dengan Mirna sudah berjalan sepuluh tahun. Namun Mirna yang disayangi berpaling ke cowok lain.
Tanpa sengaja Bagus melihat Mirna jalan berangkulan dengan cowok lain di sebuah mall. Jantung Bagus berdetak kencang. Ada semburat merah yang menjalar di wajah Bagus menahan cemburu. Dadanya serasa sesak. Nafasnya serasa berhenti berdetak.
Bagus mengejar Mirna. Namun terhalang kendaran yang melintas. Jejak Mirna dan cowok itu hilang di telan keramaian pengunjung Mall. Bagus mengambil handphone dari saku celananya. Ia berkali kali menghubungi Mirna. Saat upaya terakhir hand phone Mirna diangkat. Ada suara cowok yang menjawab panggilan Bagus.
“Maaf ini siapa ya,” Kata cowok di handphone Mirna.
“Ini Bagus. Mau bicara dengan Mirna. Penting.” Kata Bagus.
Cowok itu menyerahkan dan meminta Mirna menjawab panggilan telpon Bagus.
“Mirna apa kabar, kamu di mana sayang.” Kata Bagus
Mirna menjawab dengan singkat.
“Bagus mohon maaf , semoga tidak marah padaku. Aku tak bisa membangun hubungan sebatas pacaran. Sudah lama kita bersama namun tidak ada kepastian. Usiaku terus bertambah. Percuma kita menjalin kasih kalau hanya sebatas pacaran. Saya takut terjebak dalam pergaulan bebas. Pacaran tanpa ada kepastian menikah membuatku kehilangan kepastian. Maaf Gus, orang tuaku mendesak aku segera menikah. Orang tuaku mengenalkan seorang cowok yang siap mengajakku berumah tanggal. Orang tuaku sudah lama ingin punya cucu. Gus saya mohon maaf karena tidak mengabarkanmu sebelumnya. Saya terpaksa memilih dia karena tidak percaya dengan hubungan sebatas pacaran . Menikah adalah keputusan yang membuatku menjalani ladang pahal bersama suami kelak. “
Sembari menangis. Mirna meminta agar dimaafkan. “Gus mohon jangan hubungi saya lagi. Aku akan segera menikah dengan pilihan orang tuaku. Maafkan aku. Hubungan kita berakhir sampai di sini saja.” Mirna mengakhiri percakapan dan mematihan telpon.
Bagus lemas. Bagus mencoba telpon ulang lagi. Namun telpon tak diangkat oleh Mirna.
****
Bagus tahu kalau Mirna adalah anak yang berbakti pada kedua orang tuanya. Mirna adalah anak yang penurut dan tak mau mengecewakan orang tuanya. Sudah lama Mirna minta Bagus melamar dirinya, namun Bagus belum siap.
Bagus stress berat. Ia jadi berubah drastis. Ia menjadi anak jalanan. Menjadi pemabuk. Sehari hari kerjannya hanya meneguk minuman beralkohol hingga teler tak sadarkan diri. Kadang ia membeli ganja dan heroin. Ia berubah drastis dari pemuda yang sehat dan bersih menjadi pemuda yang berantakan dan tak terurus. Gaji Bagus habis hanya untuk membeli minuman keras.
Bagus di berhentikan dari tempat kerja karena tidak disiplin, sering terlambat dan tidak fokus bekerja. Sejak menjadi pengangguran, Bagus tidak punya kawan sama sekali. Orang yang dulu menjadi kawan dan sahabatnya mulai menjauh. Tetangga yang dulu suka menyapa Bagus juga tak lagi merespon. Keluarga yang dulu selalu mendukung Bagus juga kecewa.
Bagus hidup tak menentu. Tak punya tujuan. Kadang ia tidur di pos ronda, atau di teras ruko. Bajunya mulai bau. Bagus jarang mandi. Rambut kian gonrong. Badan kurus . Bagus mengandalkan tempat sampah KFC untuk mencari sisa makanan yang masih bisa mengisi perutnya. Sekali kali Bagus mengemis untuk meminta belas kasihan orang lain. Ia hidup di jalanan dan tak mau pulang ke rumah.
Bagus belum bisa melupakan Mirna. Ia sangat terpukul dan sakit hati dengan pemutusan sepihak yang dilakukan Mirna padanya. Obat terlarang dan alkohol tidak lagi bisa menghibur Bagus. Bagus memilih jalan terakhir. Mencari tali tambang plastik. Ia ingin mengakhiri hidupnya. Bunuh diri. Agar bisa lepas dari stres dan depresi.
Malam Jumat. Di sebuah rumah kosong yang sepi. Bagus telah memasang tali tambang pada sebuah tiang. Bagus siap siap mengikat lehernya dengan tali tersebut. Detik detik keputusan mengakiri hidup diambil, tiba tiba sebuah kucing berwarna coklat dan berwajah manis mendekatinya. Kucing itu mengeluskan kepalanya ke kaki Bagus. Seketika Bagus menghentikan aksinya. Ia melepas tali tambang yang sudah ia pasang di lehernya. Bagus membungkuk dan memeluk kucing yang ramah tersebut.
Tiba tiba ada perasaan senang muncul saat kucing itu menggesekkan kepalanya ke tubuh Bagus. Ada kedamaian yang muncul. Kucing itu seolah olah berkata , “Bagus jangan lakukan tindakan bodoh ini. Masih ada kawan yang bisa menemanimu.”
Bagus akhirnya tersadar. Ia ingat nasehat guru ngajinya waktu kecil. “Jangan lakukan perbuatan yang dilarang Allah. Bunuh diri adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah.” Nasehat itu sering ia dengan dari guru ngaji Bagus saat kecil. Tak sadar air mata Bagus meleleh. Ia diselematkan seekor kucing. Bagus lalu memberi nama kucing itu Manis.
Bagus balik ke rumah. Ia mandi. Mengambil air wudhu. Sejak diputuskan sepihak oleh kekasihnya, Bagus seakan lupa pada agama. Keputusan Mirna memeutuskan sepihak dirinya menghancurkan hidup Bagus.
Bagus mengambil baju bersih. Ia bersujud di hadapan Allah. Meminta ampun atas segala dosa yang dilakukan.
Setelah sholat Bagus mengeluarkan barang barang Mirna. Segala hal yang berhubungan dengan Mirna membuat dada Bagus sakit. Bagus sadar rasa cinta yang berlebih pada Mirna tak bisa hilang begitu saja. Satu demi satu barang barang pemberian Mirna di kumpulkan lalu dimasukkan ke keranjang sampah. Barang barang itu bisa menjadi trigger yang membuat bagus baper. Foto foto kenangan dengan Mirna di bakar. Foto kenangan dengan Mirna di HP juga di hapus. Tak ada lagi peninggalan yang menyimpan jejak. Tak ada lagi trigger yang membuat Bagus baper.
Bagus akhirnya bisa melupakan Mirna. Bagus bisa kembali ke kehidupan normal. Ia sangat beryukur dengan kehadiran Manis. Manis sangat berarti. Manis membuat Bagus tersadar. Ah si Manis telah menyelamatkan hidupku. Si manis adalah Kucing yang sangat peduli sama Bagus. Si Manis adalah sahabat terbaik Bagus.
*****
Minggu pagi. Bagus memutuskan untuk mencari Manis. Bagus sudah mencetak poster yang berisi identitas Manis. Seekor kucing yang berwarna coklat keemasan. Poster tersebut di tempel di poas ronda, pasar, sekolah. Bagus juga mengunjungi kantor KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan, Pertanian) Di kantor KPKP Bagus dipersilahkan mencari kucing kesayangnya. Tidak dijumpai di kantor KPK. Bagus melakukan pencarian di tempat lain.
Bagus terus melakukan pencarian. Setiap pulang kerja ia menelusuri lorong lorong. Mengunjungi lokasi tempat kucing liar suka berkumpul. Sudah hampir seminggu Manis tidak balik. Setelah kelelahan melakukan pencarian, Bagus balik ke rumah. Menghempaskan tubuh lelahnya ke kasur. Bagus tidur pulas.
Suara ayam berkokok tanda subuh telah tiba. Si Manis tiba tiba sudah berada di kasur. Manis tertidur di samping kaki Bagus. Samar samar suara adzan dari masjid terdengar. Mata Bagus langsung terbuka lebar kala melihat Manis telah kembali ke rumah. Bagus lalu memeluk kucing kesayangnya. Bagus sangat bahagia bisa kumpul kembali dengan Manis. Manis di peluknya erat, di ciumnya. Bagus membelai hangat tubuh Manis. Setelah memeluk puas. Bagus meletakkan kembali Manis ke kasur. Bagus lalu mengambil air wudhu dan melakukan sholat subuh. Bagus sangat bahagia. Di luar rumah roda kehidupan terus berputar.