Tulisan Fiksi
Beno senang dapat tumpangan mobil pengangkut pasir. Tujuan Beno adalah Muntilan. Ia pernah mendengar kalau Bapaknya pernah bekerja di sana. Kalau pun tidak ketemu Bapak, Beno memilih tempat pelarian ke pasar. Di pasar banyak yang bisa Beno lakukan. Minimal jadi buruh angkut, tukang bersih pasar atau juru parkir. Beno berpikir keras bagaimana bisa punya penghasilan agar bisa beli makan. Kalau kerja serabutan di pasar gagal, Beno punya plan ke dua yaitu jadi pengamen. Pilihan terakhir menjadi manusia silver atau pengemis di lampu merah.
Mobil pengangkut pasir berhenti di Gerbang Samudra Raksa, perbatasan Kulonprogo dan Magelang. Lokasi ini jadi pilihan wisatawan usai mengunjungi Candi Borobudur. Pembanguna kompleks Gerbang Samudra Raksa masih berlanjut. Membutuhkan material pasir, batu kali, semen.
Beno ikut membantu menurunkan pasir dari mobil. Keringat Beno bercucuran. Sinar mentari membuat butiran keringat meleleh di punggung dan wajah Beno. Pak Supir senang kala Beno ikut membantu menurunkan pasir dari bak mobil. Beno membalas kebaikan pak Supir karena mendapat tumpangan gratis. Pak Supir memberi uang lelah sebanyak sepuluh ribu rupiah ke Beno karena membantu menurunkan pasir dari bak mobil. Selesai menurunkan pasir, Beno diantar ke Muntilan.
Di Pasar Muntilan Beno numpang tidur dan membantu marbot di mushola. Beberapa hari kemudian Beno jadi buruh angkut di Pasar. Beno disenangi pedagang dan pengunjung pasar karena tidak mematok jasa mengangkat barang. Sukarela. Tergantung keihklasan pengguna jasa. Beno senang. Uang dari buruh angkut barang lebih dari cukup. Beno displin menabung.
Beno tidak hanya dapat uang dari pengunjung pasar yang menggunakan tenaganya. Beberapa pengunjung memberi makanan ke Beno. Beno cekatan membantu para pengunjung pasar. Jasa Beno tidak butuh banyak skill, hanya tenaga saja. Di pasar jasa seperti porter masih dibutuhkan. Tidak banyak orang yang mau menekuninya. Beno tidak memasang tarif angkut. Sukarela. Bahkan tidak di bayar pun Beno mau membantu ibu ibu mengangkut barangnya ke parkiran. Beno sudah bersyukur karena pasar bisa memberinya kehidupan.
Beno tidak lagi tidur di mushola Pasar. Namun masih bantu menjaga kebersihan Mushola. Beno numpang tidur pada sebuah toko yang sudah kosong, yang tidak digunakan lagi. Lumayan bersih namun tidak ada lampu penerang. Aliran listriknya sudah putus. Beno mengandalkan lilin untuk penerangan kalau malam hari. Beno tidur di lantai beralaskan karton. Mandi di toilet umum pasar.Kadang mandi di toilet Mushola, Beno tidak takut kelaparan dan Kehujanan.
Mental Beno perlahan berubah. Ia merasa seperti lelaki dewasa yang memikirkan kehidupan jangka panjang. Beno berpikir bagaimana bisa survive dengan menolong orang lain. Ia selalu ingat nasehat Nenek. Untuk menjadi orang besar maka bantulah orang lain. Kalau ingin jadi orang besar bantulah orang lain menjadi besar. Kalau ingin menjadi kaya maka bantulah orang lain menjadi kaya. Nasehat sederhana itu ternyata terbukti. Ketika Beno membantu orang lain secara ihklas ada saja rejeki yang Beno peroleh. Ada yang memberi uang, makanan dan pakaian. Beno sangat senang.
Beno berusaha baik pada pengunjung pasar. Tak memilih, siapa pun yang minta tolong akan berusaha Beno bantu.
Termasuk ketika ada lelaki tinggi kurus dan bertato yang Beno tak kenal menitipkan barangnya. Pemuda tersebut meminta tolong ke Beno menitipkan sebuah bungkusan plastik hitam.
Tanpa curiga sedikit pun Beno menerima bungkusan platik tersebut dan menyimpannya di toko kosong tempat Beno numpang tidur. Lelaki tersebut memberi uang 100 ribu ke Beno agar menjaga bungkusan tersebut dengan hati hati. Beno surprise karena mendapat rejeki. Uang 100 ribu rupiah sangat besar bagi Beno. Lelaki tersebut minta Beno tidak membuka bungkusan tersebut. Beno patuh. Beno membawa bungkusan tersebut ke tempatnya. Beno menyimpannya dengan penuh tanggungjawab.
Lelaki tersebut berjanji akan datang seminggu kemudian mengambil barang titipannya. Lelaki tersebut menggunakan kaca mata hitam. Perawakannya tinggi kurus. Ada tato di lengan dan lehernya.
****
Seminggu kemudian, saat Beno asik menyantap makanan nasi bungkus, Lelaki yang tempo hari menitip bungkusan Hitam datang. Ia meminta bungkusan itu Ke Beno. Lelaki kurus tinggi itu tampak tergesa gesa dan gugup.
“Apa kabarnya Dek,” kata lelaki tinggi kurus ke Beno.
“Baik sehat mas.” Jawab Beno singkat. Beno berhenti makan dan mencuci tangannya dengan air mineral.
Sembari meminta bungkusan hitam ke Beno, Lelaki tinggi kurus tersebut mengamati sekeliling pasar. Matanya waspada melihat ke segala penjuru arah. Saat ia menerima bungkusan hitam dari Beno, tiba tiba ada empat lelaki berpakaian preman mendekat dan menangkapnya. Bungkusan hitam tersebut di sita keempat lelaki berpakaian preman.
Lelaki tinggi kurus tak menyanga kalau telah diintai dan diawasi pihak berwajib. Lelaki kurus dan tinggi itu langsung menyergap dan memeluk Beno sambil menodongkan pisau ke leher Beno. Beno kaget. Beno berontak berusaha melepaskan diri. Kekuatan lelaki tinggi kurus membuat Beno tidak bisa berbuat banyak. Todongan pisau yang sangat tajam membuat jantung Beno berdetak kencang. Keringat dingin mengalir dari pipi Beno. Salah gerak bisa melukai leher Beno.
Keempat pria berpakaian preman yang meruapakan anggota Polisi, telah mengejar komplotan pengedar barkoba meminta pengunjung pasar untuk menjauh. Agar, memudahkan proses penangkapan. Pengunjung pasar patuh dan menyaksikan dari jarak jauh.
Polisi meminta si Lelaki tinggi kurus untuk menyerah. Polisi mengeluarkan pistol dan senapan yang diarahkan ke pengedar obat terlarang. Negosiasi berlangsung alot. Beno jadi Sandra. Polisi berhati hati agar Beno tidak cedera atau luka dan juga waspada agar Lelaki pengedar obat terlarang tersebut tidak kabur. Beno ciut manakala pisau itu nempel di lehernya. Kilatan warna putih memantul dari pisau saat terkena cahaya matahari. Beno tak berani berontak.
Beno disandera selama dua jam. Saat lengah, Beno menggigit tangan si lelaki tinggi kurus. Pisau yang tadinya menempel di leher Beno terlepas. Seorang satpam pasar yang ikut membantu polisi membantu melindungi Beno. Pisau yang terjatuh di tendang Beno menjauh dari arah lelaki tinggi kurus tersebut. Saat Beno berhasil melepaskan diri, Polisi melepaskan tembakan untuk melumpuhkan. Polisi menembak kaki si lelaki tinggi kurus tersebut. Lelaki itu di lumpuhkan dengan timah panas. Anggota komplotan pengedar narkoba itu tersungkur ke lantai. Polisi dengan mudah menangkapnya. Sebuah borgol dipasang di kedua tangan lelaki tinggi kurus itu.
Polisi mengambil bungkusan hitam dan beberapa barang bukti. Salah seorang dari keempat polisi berpakaian preman membuka bungkusan hitam dan mengambil sampel dari serbuk berwarna putih. Menjilat bubuk putih itu. Terbukti kalau serbuk berwarna putih yang dibungkus plastik hitam adalah salah jenis Heorin yang bernilai tinggi. Harganya bisa menembus 3 juta per gram.
Barang yang dibungkus pelastik hitam ternyata bagian dari bisnis gelap jaringan pengedar narkoba kota besar Indonesia. Beberapa anggota jaringan pengedar narkotika sudah dilumpuhkan. Salagh satunya penangkapan di di sebuah apartemen Jakarta, Jumlah barang haram yang berhasil disita mencapai puluhan kilogram.
Heroin kualitas terbaik lebih mahal dari Emas. Kalau Emas satu gram 24 karat nilainya 930.000 rupiah. Heroin satu gram mencapai 3 juta rupiah. Barang haram yang disita dari lelaki tinggi kurus seberat 100 gram. Kalau di rupiahkan angkanya mendekati tiga ratus juta.
Lelaki perpakaian preman yang ternyata anggota kepolisian sudah lama melakukan pencarian dan memburu pelaku pengedaran barang haram. Lelaki tinggi kurus kemudian di borgol. Beno ikut diamankan. Beno di masukkan ke mobil polisi. Beno dan Lelaki tinggi kurus di bawa ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan. Beno menolak karena merasa tidak bersalah. Polisi memberi tahu Beno kalau tujuan di bawah ke kantor polisi untuk diminta keterangan demi kelengkapan pembuatan berita acara. Polisi meminta kerumunan yang menyaksikan proses penangkapan bubar dan meninggalkan lokasi. Beno takut dan menangis.
Dampak negatif penggunaan narkoba sangat merusak dan merugikan bagi kesehatan pengguna. Dapat mengganggu sistem syaraf (neurologis) seperti kejang kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. Menggangu jantung dan pembuluh darah seperti infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. Gangguan pada kulit seperti alergi dan eksim. Gangguan pada paru paru berupa sukar bernafas dan pengerasan jaringan paru paru
Dampak fisik lainnya adalah penurunan fungsi hormon produksi, dan beresiko tertular penyakit hepatitis dan HIV bila pengguna menggunakan jarum suntik.
Dampak psikisnya adalah lambat bekerja, ceroboh bekerja, sering tegang, gelisah, hilang kepercayaan diri, apatis, penghayal, penuh curiga, agitatif, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal, menyakiti diri, perasaan tidak aman, cenderung ingin melakukan bunuh diri, tertekan bahkan ganas dan tingkah laku brutal.
Selain dampak Fisik, Psikis, juga ada dampak Sosial. Pengguna mengalami gangguan mental, anti sosial dan asusila, dikucilkan lingkungan. Merepotkan dan jadi beban keluarga. Pendidikan terganggu, masa depan suram.
Dampak penggunaan Narkoba sangat buruk dan merusak . Pengobatan kadang tidak berhasil bila pengguna sudah kecanduan. Karena mengobati jauh lebih sulit, maka penangan yang efektif adalah memutus mata rantai pengederapan narkoba. Melawan peredaran narkoba tidaklah mudah. Teknologi yang digunakan oleh mafia narkoba terus berubah dan makin modern. Kadang aparat kalah melawan canggihnya teknologi yang dimiliki para mafia narkoba.
Lelaki hitam tinggi kurus yang berhasil ditangkap polisi adalah salah satu sindikat pengedar obat terlarang yang terkenal jago menghindar. Aksinya sudah dua tahun terakhir meresahkan pihak kepolisian. Lelaki tinggi kurus itu licin bagai belut. Ia selalu bisa menghindari penangkapan aparat kepolisian. Ia adalah bagian sindikat internasional. Jaringannya sangat kuat.
Saat lelaki tinggi kurus mendekati Beno untuk menitip bungkusan plastik Hitam, salah seorang intel yang berada di pasar curiga dan menghubungi pihak berwajib. Kepolisian yang sudah lama memburunya tidak menyia nyiakan kesempatan. Pihak kepolisian menempatkan anggotanya yang berpakaian preman di sekitar tempat istrahat Beno. Pihak kepolisian sabar menunggu kedatangan pria tinggi kurus untuk mengambil barang titipannya.
Anggota polisi yang ditugaskan melakukan penyamaran. Ada yang bertindak sebagai tukang parkir, penjual bakso, buruh angkut dan cleaning service. Dua puluh empat jam polisi melakukan penyamaran dengan sempurna.
****
Sampai di kantor, Polisi melakukan interogasi ke lelaki tinggi kurus. Penyeledikian di kembangkan. Informasi Jaringan pengedaran narkotika dan obat terlarang digali lebih dalam. Lelaki tinggi kurus tersebut diminta untuk membongkar jaringan mereka. Meski berbelit belit memberi informasi, Satu demi satu informasi anggota jaringan di sekitar Magelang dan Jogyakarta berhasil di kantongi pihak kepolisian. Anggota jaringan pengedar narkotika dan obat terlarang ada yang masih mahasiswa, pengangguran dan anggota oknum polisi.
Pantas saja para pemakai obat terlarang tersebut bisa merambah kampus karena pengedarnya adalah mahasiswa yang tahu seluk beluk dunia kampus. Dan terjawab kenapa aparat sulit sekali menangkap jaringan pengedar ini karena ada oknum polisi yang selalu membocorkan rahasia.
Jaringan Naga Putih adalah jaringan penjualan narkotika dan obat terlarang dari negeri Tiongkok. Anggotanya ada di berbagai negara. Jumlah narkotik yang diedarkan di Indonesia sangat besar beratnya hingga ratusan kilogram. Nilainya ratusan miliar. Dampak buruknya juga sangat massif.
Berita penangkapan Pengedar Narkotik dan Obat Barang terlarang langsung Viral. Ditayangkan di media elektronik, Di muat di media massa. Sumi kaget dan tak menyangka anak kesayangnya ada di kantor polisi. Ditangkap bersama jaringan pengedar Narkotika. Sumi tak habis pikir kenapa Beno Ikut diamankan bersama pelaku jaringan pengedar Narkoba. Sumi segera menelpon pihak berwajib untuk menemui anaknya.
Pihak berwajib tidak menemukan ada bukti keterlibatan Beno sebagai anggota jaringan internasional pengedar obat terlarang. Beno hanya diperalat orang lain. Beno hampir terjebak lebih dalam praktek traffiking. Beno di lepaskan. Sumiatun dan Heru melakukan penjemputan ke kantor polisi. Sumiatun menangis haru kala menemui Beno di kantor polisi. Ia memeluk anaknya erat.
Polisi menasehati Sumi agar selalu menjaga buah hatinya dengan baik. Polisi berkata kepada Sumi, anak tidak hanya butuh materi. Anak juga butuh asupan kasih sayang, perhatian dan cinta kasih. Tanpa emphaty anak anak akan merasa gersang dan terluka. Ikatan emosi anak terhadap ibunya itu sangat besar. Ketika orang tua mengabaikan anak dapat menyebabkan luka batin yang perih.
Polisi mengatakan kepada Sumi, Anak itu adalah berlian bagi ibunya, dan Ibu adalah matahari bagi anaknya.
Usai mendapat nasehat dari polisi, Sumiatun kembali memeluk Beno. Beno menangis karena merasakan ketulusan hati Ibunya. Sumi menghapus air mata yang meleleh di pipi Beno. Sumi menggendong anaknya. Menuju mobil di parkiran. Heru ikut senang karena bisa berkumpul. Heru memegang kepala Beno. Mobil yang dikendarai Sumi, Beno dan Heru meninggalkan parkiran kantor kepolisian. Di jalan yang beraspal mulus dan sepi, terlihat pemandangan yang sungguh indah. Sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi persawahan yang hijau. Dari jauh gunung Merapi tertutup awan tipis. Sumi sangat bahagia bisa berkumpul kembali dengan buah hatinya. Beno janji tidak akan kabur lagi dari rumah.
TAMAT.