Tulisan Fiksi
Kemanakah Beno pergi? Pagi itu Beno diam diam meninggalkan rumah, berjalan kaki menuju arah tempat ia sering menyendiri kalau sedang bosan atau kalut. Satu ransel berisi beberapa potongan pakaian Beno bawa. Ia memakai baju kaos bola Real Madird warna putih. Pakai celana panjang dan sendal jepit merek swallow . Beno sebetulnya tidak tahu kemana arah tujuan utama yang akan ditempuh, yang penting bisa kabur dari rumah dan tidak berjumpa Sumiatun ibunya. Beno sangat kecewa. Hatinya tercabik dan terasa remuk setelah Sumi meminta untuk tidak mengaku sebagai anak demi mendapatkan Heru. Ibu macam apaan itu, Beno mengutuk dalam hati. Benci aku benci Ibu, Beno membatin. Air mata Beno masih meleleh saat kabur dari rumah.
Tak ada yang melihat saat Beno keluar dari rumah. Para tetangga juga tak ada yang lihat anak itu saat meninggalkan rumah. Beno berjalan ke arah Embung Krapyak. Embung yang relatif baru. Embung Krapyak dikelilingi pepohonan dan kebun pepaya yang subur. Ada gedung serba guna dan bangunan untuk penjualan cendera mata yang masih kosong. Di depan gedung ini terdapat halaman parkir. Mampu menampung lim a puluh kendaraan roda empat. Di belakang gedung serba guna terdapat kebun pepaya. Setelah kebun pepaya ada hutan rakyat yang ditumbuhi aneka pohon. Mangga, kelapa, durian, pisang hingga pohon beringin yang berdaun rimbun seperti logo partai Golkar.
Pemerinta Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang Kulonprogo telah menetapkan Embung Krapyak sebagai kawasan wisata baru yang dikelola oleh Binangun Mitra Menoreh, Badan Usaha milik desa Banjarharjo.
Di Embung Krapyak ada wahana permainan air, taman bunga, spot swafoto, taman dan wisata buah. Ada pepaya California, cabe, pohon durian. Sistem tanam menggunakan metode tumpang sari. Embung Krakpyak berlokasi di dekat wisata religi Raden Santri Kyai Krapyak. Alasan kenapa embung diberi nama Krakyak karena berdekatan dengan wisata religi itu. Luas lahan embung 3,7 hektar. Kalau hari libur selalu dipenuhi pengunjung wisatwan lokal. Sejak adanya pandemik covit 19 pengunjung turun drastis. Warung makan yang biasanya sibuk melayani pembeli tutup. Hanya warga sekitar embung saja yang terlihat sibuk mencari rumput untuk pakan kambing.
Beno leluasa dan merasa aman berada di lokasi Embung. Jarak rumahnya dan embung hanya satu kilometer. Kalaupun ada anggota keluarganya yang datang mencari Beno punya banyak tempat untuk bersembunyi. Beno sangat hapal topografi wilayah Embung. Pengunjung Embung sudah menurun drastis bahkan nihil ejak Covit 19. Embung seolah olah mati. Tempatnya jadi semakin sepi dan sunyi dari kehidupan manusia. Hari itu betul betul terasa sangat sepi, Beno leluasa beristrahat di sini.
Saat Beno sedang duduk melamun tanpa diduga Beno dikagetkan kedatangan kakak kelasnya. Namanya Boy. Boy mengejek dan membully Beno dengan sebutan kasar, “Hei Beno yang tak puya Bapak dan miskin kenapa kamu duduk sendiri di sini. Kamu tak boleh berada di sini. Ini wilayah kekuasaannku. Sana pergi. “
“Kenapa tidak boleh Mas. Bangunan Inikan milik pemerintah Desa.” Beno membalas,
Boy memalak Beno. “Kamu boleh berada di sini kalau bayar. “
Boy terkenal nakal di kampung. Ia sering membawa pisau dan menodong orang. Preman kampung. Ditakuti anak anak kecil. Uang yang dikumpulkan Boy biasanya dipakai beli Ciu untuk mabuk. Boy tidak punya ibu. Ibuyna sudah meninggal. Boy tinggal di rumah ibu tirinya yang galak. Boy tumbuh jadi jalanan dan berandalan.
Beno tidak memberi uang ke Boy karena Beno juga butuh untuk beli makanan. Boy memaksa Beno. Beno tidak melayani. Boy lalu memukul perut Beno. Beno berusaha menangkis tapi tangkisannya kurang kuat sehingga sebuh pukulan mendarat di perut Beno. Beno tersungkur. Beno berusaha menahan sakit akibat pukul Boy. “Jangan sakiti saya mas.” Beno memegang perutnya menahan rasa sakit.
Beno memohon agar Boy tidak memukulnya. Beno terduduk sembari menahan sakit. Belum sempat Beno duduk dalam posisi normal , Boy kembali mendaratkan pukulan ke wajah Beno. Beno refleks menghindar dan spontan mengambil sebuah potongan kayu balok yang ada di dekatnya. Potongan balok itu lalu digunakan untuk bertahan. Karena si Boy terus menerus menyerang , Beno pun memukulkan balok kayu itu ke arah Boy.
Pukulan Beno tanpa sengaja mendarat persis ke kepala Boy. Boy berhenti menyerang. Boy Memegang kepalanya. Ada carian hangat dan berwarna merah keluar dari kepala. Kepala boy mengeluarkan darah segar mengucur hingga ke baju. Boy tersungkur ke lantai, tergeletak. Boy menahan sakit lalu berdiri dan pulang ke rumahnya sembari menahan luka di kepalanya. Beno membuang balok kayu ke tempat sampah. Langkah Boy makin jauh. Beno lalu mencari tempat untuk bersembunyi.
Beno panik. Tindakannya membela diri malah jadi musibah. Beno takut kalau Boy datang lagi dan membawa keluarganya untuk menyerang dirinya. Beno ketakutan. Ia meninggalkan lokasi embung. Beno sangat takut. Ia takut ditangkap orang atau polisi. Beno bingung. Beno meraih ranselnya dan meningglakan gedung serba guna Embug Krapyak. Beno menuju arah mendekati kompleks kuburan krapyak. Di tempat itu sangata sepi. Beno memilih bersembunyi di sana. Ada sebuah rumah kebun yang masih layak. Beno memilih istrahat di situ. Rumah kebun itu berjarak seratus meter dari kompleks embung. Banyak tanaman produktif, pohon besar. Sangat sepi dan Jauh dari rumah penduduk. Beno berpikir Boy akan mencarinya ke sana. Tempatnya sangat sepi dan terasa angker. Boy meski preman tapi sangat takut hantu.
Beno merasa beruntung karena menemukan sebuah rumah kebun yang masih layak untuk tempat berlindung dari hujan. Berada di rumah kebun Beno merasa aman. Beno tidak lagi memikirkan ibunya. Pikiran Beno adalah fokus untuk bertahan hidup. Beno berusaha enjoy dan menikmati hidup sendiri. Ia merasakan sebuah petualangan seperti para surveyor yang pernah Ia tonton di youtube. Beno merasa tertantang. Ia merasa ada gairah hidup mandiri. Bisa mencari makananan dari alam tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Kondisi lingkungan Embung Krapyak yang dipenuhi tananam produktif membuat Beno mudah untuk bertahan hidup.
Beno pernah menonton kisah petualangan para survivor cara bertahan hidup. Beno juga sudah membaca di koran para survival ekstrim. Mereka adalah orang orang yang tidak patah semangat meski dalam kondisi yang sangat kekurangan. Ada tiga kisah yang sangat Beno sukai. Ketiga kisah survive ekstrim itu selalu memberi dorongan kepada Beno agar selalu optimis menjalani hidup.
Yuliana Koepcke yang terbang pada 24 desember 1971 dengan pesawat LANSA 508. Pesawat yang ditumpangi Koepcke disambar petir dan hacur di ketinggian 3,2 kilometer di atas permukaan tanah. Keopcke beruntung bisa selamat dari tragedi tersebut. Meski patah tulang selangka, luka di tangan kanan dan bengkak pada mata, Keopcke bertahan hidup. Keopcke begitu sadar telah berada di tengah hutan ia berusaha bertahan hidup dengan berbekal permen yang ditemukan dekat lokasi jatuhnya pesawat. Keopcke mendapat ilmu dari orang tuanya, ia mengikuti aliran sungai. Keopcke percaya di sekitar sungai biasanya terdapat pemukiman. Keopcke berhasi menemukan perahu. Ia beristrahat di perahu itu dan akhirnya ditemukan oleh pemilik perahu.
Beno juga kagum dengan kisah Aron Ralston yang terjebak di Blue John Canyon selama 127 hari. Aron punya hoby naik sepeda gunung dan berpeualang di alam. Aron mencoba menaklukan ngarai di Utah Amerika Serikat pada 26 April 2003. Setelah bersepeda, Aron memanjat Blue John Canyon sendiri. Setelah memanjat , sebuah batu besar seberat 362,8 kilo gram jatuh menimpa tangan kirinya dan meremukkan tangan kananya ke dinding ngarai. Aron tidak dapat bergerak, Aron memutuskan untuk mengamputasi tangan kirinya setelah tiga hari terjebak di sana. Aron Ralston menggunakan pisau saku yang ia bawa. Aron merelakan tangan kirinya agar terbeas dari himpitan batu di Ngarai. Aron berjalan 9,7 kilo meter dan sebuah keluarga yang berlibur menolong dan menyelamatkan jiwa Aron Ralston. Kisah Aron akhirnya dijadikan sebuah film dengan judul 127 Hours.
Kisah menarik lainnya yang memotivasi Beno belajar survive adalah Kisah para penambang emas di Chile di kedalaman 700 meter. Kisah ini terjadi tahun 2010. Sebanyak 33 penambang terjebak di kedalaman 700 meter dengan persediaan makanan untuk 2 minggu. Para penambang bisa hidup selama enam puluh sembilan hari meski dengan persediaan makanan yang sangat terbatas. Berkat kerja sama tim yang bagus ke 33 penambang bisa selamat. Selama terjebak di kedalaman 700 meter , Luiz Urzua menjadi pemimpin utama dibantu Florencio Avalos. Yonnie Barrios yang pernah pengalaman merawat ibunya berperan sebagai dokter, penambang tua Mario Gomez berperan sebagai psikolog dan Jose Hendriquez berperan sebagai pastor yang selalu memimpin doa setiap hari. Kisah nyata ini Beno pernah tonton filmnya berjudul The 33.
****
Beno menangkap ikan yang ada di kali kecil. Ikan gabus yangi Ia tangkap dapat memberinya energi. Ikan itu dibakar dengan kayu kering yang melimpah di sana. Air tidak jadi masalah. Sebuah mata air dekat rumah kebun memberi persediaan air bagi Beno. Ah mantap kali. Hidup tak ada yang ngatur, hidup bebas dan tak ada lagi perasaan sakit hati dengan orang lain. Beno bisa berbuat sesukanya. Keterampilan survive yang ia miliki dan passionnya di bidang petualangan membuat Beno lupa pada rumah. Ia sangat senang bisa mendengar suara burung, suara angin dan aroma tumbuhan yang segar. Beno hanya takut bila ada orang lain yang menangkapnya karena telah memukul Boy tanpa sengaja.
Malam tiba. Gelap. Tak ada lampu sama sekali. Beno mengandalakan sinar bulan. Ia mencoba tidur. Mata Beno susah terlelap. Beno kembali duduk di pondok sembari memandangi lingkungan yang sepi. Suara anjing menggongong membuat suasana seperti adegan suasan film horor. Suasana seperti itu tidak mebuat Beno takut. Beno sudah dilatih untuk berpikir positif oleh neneknya. Beno berbaring ketika matanya sudah mulai terasa berat, tiba tiba ia didatangi seorang kakek yang memakai sobran berwarna putih. Kakek tua itu sangat ramah. Ia membawa makanan dan memberi Beno makanan dan minuman. Beno terbangun dan menyambut sang Kakek yang ramah.
“Kakek siapa. Kenapa ada di sini, “tanya Beno.
“Saya kebetulan lewat dan melihat ada bocah yang berbaring di rumah kebun ini. Nah kebetulan kakek ada makanan saya mau serahkan sebagaian makanan ini ke Cucu. Kakek sering lewat jalan ini kalau pulang rumah. Ya jalan pintas dari pada mutar jauh. “ Kata kakek.
“Makanlah Cu, “ kata Kakek.
Beno seperti terhipnotis oleh kakek.
Beno dengan senang hati memakan pemberian si kakek.
Setelah menyantap makanan pemberian kakek, Beno bertanya letak rumah Kakek. Beno agak bingung karena setahu Beno tak ada rumah dekat kebun ini.
“Rumah kakek tidak jauh dari sini. Cucu baiknya ikut kakek saja. Dari pada tinggal di sini sendiri. Kalau malam dingin.”
Di rumah kakek ada kasur, selimut. Kalau hujan bisa berlindung . Beno pun menurut ketika diajak si Kakek. Beno mengikuti ajakan Kakek. Beno mengambil ranselnya. Ia mengikuti langkah kakek dari belakang. Beno meraskan ada aroma wewangian pada kakek. Seperti wangi bunga melati.
Sepanjang perjalanan, Kakek itu sangat baik ia tidak hanya memberi makanan tapi juga memberi nasehat ke Beno agar rajin belajar. Rajin mengaji dan selalu melaksanakan sholat lima waktu.
Tak lama kemudian Beno sampai di rumah Kakek. Rumah Kakek berada di tengkah perkampungan yang ramai. Ada masjid, toko, sekolah, pasar. Beno takjub karena belum pernah melihat kampung yang seperti ini. Model dan arsitek bangunan seperti model tahun 1990 an. Rumah umunya berbentuk limas. Berlantai keramik. Rumah kakek lumayan besar. Bersih dan wangi. Beno dipersilahkan masuk ke rumah. Beno dipersilahkan dduk di ruang tamu. Beno melempar tubuh ke kursi kayu yang terbuat dari jati. Ukiran kayunya seperti ukiran dari Jepara. Kakek ini orang berada, pikir Beno. Kakek menyuguhkan aneka makanan ke Beno. Beno girang karena banyak makanan enak dan buah buahan di rumah kakek. Buah buahan yang diberikan ukurannya gede gede. Ada jambu, jeruk, pisang. Ukuran buahnya dua kali lebih besar di banding buah yang Beno temui di pasar. Sambil menikmati suguhan yang diberikan Kakek, mata Beno tertuju pada buku yang tertata di lemari buku. Ada banyak mushaf , buku agama di lemari Kakek. Beno kagum.
Malam makin larut. Kakek masih nampak kuat dan penuh energi. Kakek ke kamar mandi berwudhu. Kemudian Kakek mengambil Al Quran. Ini untuk kamu Cu. Oh ya Cucu boleh memegang mushaf ini kalau sudah berwudhu ya. Jangan di sentuh kalau kondisi tidak bersih atau ada najis di tubuh. Pantang menyentuh Al Quran dalam kondisi Hadas. Rajinlah membaca Al Quran dan amalkan. Hidupmu akan selamat. Hidup tanpa ajaran agama itu percuma Cu. Ibarat hidup tapi tidak punya jiwa. Banyak sekarang pejabat yang bergelar tinggi, berpendidikan tinggi tapi tidak amanah. Suka bohong dan korupsi. Hidup mereka nanti akan menderita kalau sudah meninggal. Sudah banyak bukti keluarga yang diberi nafkah dari uang haram hidupnya susah di dunia. Ada yang istrinya di bawah kabur orang, anak gadisnya hamil di luar nikah, kena penyakit yang tak ada obatnya. Itu adalah hukuman dunia dan hukuman di akhirat juga akan menanti. Jadilah orang yang jujur, baik, rajin menolong dan bertaqwa. Kak Besar ek sangat mengharap Cucu bisa menjalani hidup yang lurus. Sesuai ajaran Kanjeng Nabi besar Muhammad SAW.
Beno menngangguk perlahan mendapat nasehat dari kakek. Nasehat Kakek membuat hati Beno terasa sejuk dan damai.
Beno lalu bertanya, Kakek ini sebetulnya siapa. Kenapa ilmu agamanya dalam. Kakek lalu menjelaskan kalau dirinya dulu adalah salah satu murid Kyai Krapyak yang terkenal itu. Kakek dulu belajar ngaji sama beliau. Kyai Kyaprak itu punya qaromah. Tinggi ilmu agamanya dan penghapal Al Quran.
Kakek melanjutkan, nama lengkap guru sayai K. M. Munawir Krapyak. Putra dari KH. Abdullah Rosyad bin KH. Hasan Bashari. KH. Hasn Bashari ini adalah salah satu ajudan Pangeran Diponegoro. KH. M. Munawir Krapyak guru pertamanya menghapal Al Quran adalah bapaknya sendiri.
KH. M. Munawir Krapyak menekuni Al Quran dengan royadhah yaitu sekali khatam dalam 7 hari 7 malam selama 3 tahun, kemudian khatam dalam 3 hari 3 malam selama 3 tahun. Kemudian sekali hatam selama 3 tahun. Dan terkahir membaca Al Quran selama empat puluh hari tanpa henti hingga mulut beliau berdarah.
Selama 21 tahun KH. M. Munawir Krapyak menuntut ilmu di tanah suci dan balik ke Kauman Yogyakarta pada tahun 1909. KH. Munawir meski sudah hapal Al Quran tapi selalu menggunakan Mushaf. Kemanapun bepergian wirid alquran tetap dilakukan. KH. M. Munawir selalu memilih awal waktu untuk sholat lengkap dengan shalat sunnah rawatib. Shalat witir tunaikan 11 rakaat . Beliau sangat besar dan kuat pengagungan terhadap Al Quran. Undangan Haflah Khatamil Quran hanya disampaikan kepada yang memegang Mushaf Al Quran dalam keadaan suci dan bebas dari hadas.
Pernah kejadian. Salah satu santrinya dengan sengaja memegang Musraf Al Quran dalam keadaan hadas. Si Santri mengakui dalam kondisi hadas. Si santri dikeluarkan dari pesantren meski sudah hapal 23 juz.
Kakek meneruskan. Sebelum di Krapyak, dulu KH. Munawir melakukan dakwah di Kauman. Sekarang jadi Gedung Nasyiatul Aisyiyyah Yogyakarta. Tahun 1910 pindah ke Krapyak. Di tempat inilah dibangun pesantren dan masjid. Pengajian yang diasuh KH. Munawir ada dua bagian. Yakni bagian membaca (Bin Nadzor) dan bagian menghapal (Bil Ghoib). Saat mengajar kadang KH. M. Munawar dalam kondisi tertidur namun kalau ada santri yang salah KH. M. Munawir langsung bangun dan meluruskan si santri. KH. M. Munawir wafat bada jumat tanggal 11 Jumadil akhir tahun 1942. Makamnya ada di pemakaman Dongkelan.
Kakek ini dulu salah satu muridnya yang sudah menghapal 23 juz tapi tidak disiplin. Karena berada dalam kondisi Hadas akhirnya dipecat dari pondok. Pelanggaran Kakek dulu dalam kondisi hadas saat memegang Al Quran. Itu pantangan bagi murid murid KH. M. Munawir Kyaprak. Meski sudah menghapal 20 juz tetap di keluarkan. Kakek sangat sedih karena gagal jadi murid yang baik. Namun hukuman itu membuat kakek jadi tambah semangat belajar. Rajin membaca dan suka koleksi buku. Kakek tidak hanya baca buku agama tapi juga buku budaya , seni, sience, ekonomi, politik. Wawasannya luas.
Sejak dikeluarkan dari pesantren. Kakek tetap homat sama KH. M. Munawir Krapyak, Belajar dari pemecatan, Kakek sadar disiplin itu sangat penting. Kakek berusaha menjalankan amanah yang diajarkan kyai Kyaprak. Ternyata manfaatnya sangat bagus buat diri kita dan masyarakat.
Beno lalu bertanya ke Kakek, “Kenapa para pejabat sekarang banyak yang korup meski sudah di sumpah dengan kitab suci Al Quran.”
Kakek menjawab, “ Nah itulah pejabat jaman sekarang. Hanya ritual saja. Meski disumpah dengan Al Quran tapi tidak takut dengan Allah. Pendidikan tinggi, jabatan hebat tapi korupsi. Itu mempermainkan kitab suci. Megnhina kitab suci. Meski melakukan ibadah sholat, berhaji ke tanah suci, bayar zakat, tapi korupsi , mencuri uang rakyat itu adalah perbuatan yang sangat ditentang Allah. Karena sama saja mempermainkan isi Al Quran. Bisa jadi saat mereka di sumpah semuanya dalam kondisi hadas. Ya hanya seremonial saja. “
Beno mengangguk. Jadi harusnya bagaimana Kek. Agar pejabat yang disumpah dengan kitab suci Al Quran itu tidak menyalahgunakan jabatan, tidak korupsi dan bisa amanah melaksanakan tugas.
“Kuncinya sederhana. Menjadi seorang pemimpin itu mudah. Contolah cara Rasul. Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Meski tidak berpendidikan tinggi bahkan buta hurup tapi hatinya bersih. Nabi sangat jujur (Al Amin). Artinya apa? Pemimpin akan punya pengaruh dan kekuasaan kalau punya karakter. Nah karakter itu berisi: integritas, suka menolong, hemat, disiplin, berlaku adil, pandai beremphaty, kreatif, ulet, rajin, gigih dan tangguh. “
Kakek melanjutkan, “ Karakter itu jauh lebih berharga di banding punya gelar tinggi. Punya keterampilan tinggi tapi tidak punya karakter seperti pohon yang akarnya rapuh. Nah saat ini banyak pejabat punya gelar tinggi tinggi, keterampilan hebat tapi tidak jujur. Makanya wibawa dan pengaruhnya hilang di tengah masyarakat.”
Beno mengangguk paham. Beno sangat senang karena Kakek memberikan pengetahuan yang sangat penting. Beno janji akan memegang nasehat Kakek untuk masa depannya.
Setelah semalam suntuk berdialog dengan kakek, Beno merasa sangat ngantuk , Beno merebahkan badannya lalu tertidur.
*****
Ayam jantan bekokok tanda subuh sudah datang. Beno terbangun dari tidurnya. Ia tidak menemukan Kakek. Dan yang heran lagi kenapa Beno berada di dipan tepat di bawah pohon beringin yang berdaun rimbun. Tak jauh dari pohon beringin ada deretan kuburan Islam. Beno terkejut setengah mati. Jantungnya berdetak kencang. Bulu bulu tipis di tangannya berdiri tegak. Hii serem. Beno bangun dari dipan. Beno merinding. Ia meraih ranselnya melangkah menjauh dari area kuburan. Beno kembali ke rumah kebun tempat semula ia beristrahat sebelum jumpa dengan si Kakek. Rupanya semalam Beno berjumpa dengan mahluk astral. Tapi Kakeknya baik dan memberi nasehat yang bagus, perlahan rasa takut Beno hilang. Rasa takut justru lebih besar bila Boy mencarinya dan melakukan pembalasan. Melapor ke polisi dan menangkap Beno.
Beno tak berani keluar dari rumah kebun. Ia memilih sembunyi . Menunggu keadaan sangat sepi barulah ia bangkit mencari ikan di kali kecil dekat rumah kebun. Beno bersyukur kali kecil dekat Embung Krakpyak terdapat banyak ikan gabus. Ikan gabus mengandung protein tinggi. Seekor ikan gabus dan ubi jalar yang tersedia dekat pondok mampu memberi energi tambahan kepada Beno. Tak sia sia Beno digembeleng Neneknya tentang survive. Kini ia betuk betul mempraktekannya.
Malam malam berikutnya Beno sudah kebal dengan kondisi rumah kebun yang sunyi. Si Kakek juga tidak pernah lagi datang menemuinya. Beno tidak terlalu takut dengan hantu dan mahuk halus. Sejak kecil Beno diajari pikiran positif. Beno mulai merancang perjalanan mencari ayahnya. Meski sejak kecil Beno tidak bersama Bapak, tapi Beno banyak mendapat informasi dari tetangga kalau Bapaknya. Sebetulnya sangat sayang sama Beno, hanya saja Bapaknya Beno tak berani bertemu karena takut pernah diusir Sumiatun ibunya Beno.
Beberapa kali Agus, Bapaknya Beno berupaya secara diam diam menanyakan kabar ke tetangga Sumi bagaimana keadaan Beno anak semata wayang Agus. Berbekal informasi yang Beno dapatkan dari oran lain, Beno masih punya harapan kalau Bapaknya sangat meyanyanginya. Tidak seperti ibunya yang merantau dan tak mau mengakui Beno sebagai anak.
Rasa cinta Beno kepada Bapaknya kini makin kuat. Beno punya semangat besar untuk mencarinya dimanapun Bapaknya berada. Beno beruntung masih memiliki foto Bapaknya. Beno mengambil foto tersebut dari album foto lama. Semoga setelah hampir tujuh tahun wajah Bapaknya tidak mengalami perubahan .
Ada semangat yang menjalar di jiwa Beno. Dia sangat yakin kalau suatu saat nanti akan berjumpa dengan Ayahnya.
Hari ketiga di rumah kebun membuat Beno Bosan. Beno tak bisa kemana mana. Ia banyak bersembunyi di pondok karena takut ada keluarga Boy yang mencarinya. Beno takut Boy balas dendam dan melaporkan ke polisi.
Beno selalu hati hati saat keuar rumah kebun saat mencari ubi jalar atau pepaya untuk di makan. Berbekal Ubi jalar dan peppaya yang banyak tumbuh di kebun, Beno tak perlu mengeluarkan uang sama sekali untuk membeli bahan makanan. Tanah di sekitar Embung Kapryak cukup subur. Beno bersyukur.
Hari ketiga beno memutuskan akan melanjutkan perjalanan ke arah Muntilan. Beno pernah mendengar kalau Bapaknya dulu bekerja di salah satu Gudang Logistik makanan di sana. Beno menuruni tangga Rumah kebun. Melangkah hati hati di tengah tengah semak, berjalan perlahan sembari matanya menoleh ke kiri dan ke kanan, takut berjumpa keluarga Boy.
Belum sempat Beno melangkah jauh meninggalkan Rumah kebun telinga Beno mendengar suara motor Honda GL pro. Beno sangat familiar dengan suara motor itu. Ya tak salah lagi suara motor itu sering di pakai Pak Dudun anggota Babinsa Desa. Beno ketakutan. Jangan jangan kelurga Boy lapor ke Koramil untuk menangkapnya. Beno mempercepat langkah kakinya. Ia bergegas menuju arah jalan raya. Beruntung motor GL Pro tersebut berbelok arah. Beno merasa lega.
Beno akhirnya tiba di pinggir jalan Utama Kabupaten. Beno menumpang mobil pengangukut pasir yang mengarah ke Muntilan. Ada supir yang berbaik hati dan mempersilahkan Beno ikut naik ke mobil. Beno naik di Bak belakang, duduk di atas pasir yang masih basah sambil memeluk ranselnya. Batin Beno senang, yee akhirnya aku benar benar bebas. Angin menerbangkan rambutnya. Dari jauh gunung Merapi dengan kokohnya mengeluarkan abu vulkanik yang tipis.
Bersambung.