Istilah housekeeping sudah familiar. Kita ketahui bersama istilah housekeeping digunakan di dunia hospitality. Pengertian housekeeping sebagai manajemen tanggungjawab dalam mengurus pekerjaan rumah tangga.
Apa saja kah itu? membersihkan, menata, memilah, memasak, merawat hingga mengurus pembayaran tagihan. Housekeping dalam hal ini dekat dengan caregiver juga. Oh ya Caregiver lebih banyak merawat orang karena lansia, sakit atau balita meski dalam keseharian juga melakukan tugas Housekeeping.
Housekeeping juga populer di dunia industri perhotelan. Ada Departmen Housekeeping yang dikepalai seorang Manager. Tanggungjawabnya menjaga kebersihan, perawatan, mengelola keindahan ruangan , area publik dan are belakang Hotel.
Dalam dunia perkantoran, tenaga Housekeeping sangat dibutuhkan. jasa mereka sama pentingnya dengan para eksekutif.
Petugas Housekeeping di perkantoran biasanya tidak di bawah struktur langsung organisasi perusahaan. Petugas housekeeping yang paling mudah dilihat adalah pasukan Office Boy. Tim Office Boy umumnya dari perusahaan Outsorching.
Nah penekanan saya di sini adalah House keeping di Perkantoran. Sebuah aktivitas vital yang sangat berguna dalam merawat sebuah gedung agar selalu nyaman. Pengunjung kantor atau gedung pasti senang bila kantor yang didatangi bersih, nyaman, wangi. Setuju dong.
Namun sebaliknya, pengunjung juga tak tertarik atau nyaman berkunjung pada Gedung perkantoran yang kotor, jorok, dan tidak terawat. Banyak Debu dan noda . Tentu Anda mengharapkan yang terbaik.
Nah masalah muncul karena petugas house keeping yang dipekerjakan hanya sebatas menjaga kebersihan semata. Tidak familiar pada konsep 5S. Sehingga terjadi pemborosan waktu pencarian benda atau dokumen. Stress bisa muncul karena petugas House keeping yang dipekerjakan tidak memiliki konsep 5S.
Efek dari lemahnya penerapan 5S di perkantoran dapat menurunkan moral, semangat dan produktifitas.
Perusahaan yang gagal menerapkan konsep 5S pada petugas Housekeeping membuat perusahaan tidak kompetitif. Bisa juga dianggap tidak memiliki trust di mata pelanggan.
5S adalah Solusi
Foto dari google
foto dari google
foto dari google
foto dari google
foto dari google
Seiri adalah memastikan segala sesuatu yang tidak dibutuhkan disingkirkan
Setelah menyingkirkan segala sesuatu yang tidak dibutuhkan dilanjut pada tindakan membersihkan (Shine). Populer dengan sebutan Seiso.
Barang yang dibutuhkan dan digunakan setiap hari diberi label dan tanda agar mudah dicari saat diperlukan. Ini adalah Seiton
Setelah melakukan langkah Seiri, Seiso daan Seiton dilanjutkan langkah ke empat yaitu Seiketsu. Langkah Seiketsu adalah Standrisasi atau Perawatan
Shitsuke Langkah kelima adalah membudayakan. Memastikan kegiatan Seiri, Seiso, Seiton dan Shitsuke menjadi budaya di perusahaan.
Siapa Instrukturnya
Andri adalah Trainer Housekeeping di PT Primajasa Tunas Mandiri. Certified dari BNSP
Muhammad Rusli adalah Senior Trainer di P2SDM. Certified dari BNSP
Kantor P2SDM Batam
Belajarnya dimana
sumber foto dari https://prima.my.id/gallery/
Kantor PT Primajasa Tunas Mandiri Jakarta
Sumber foto dari https://prima.my.id/gallery/
Pelatihan di P2SDM dilakukan dengan pendekatan Fun Training. Tak hanya Audio, visual, Tastik dan Kinestesik, Fasilitator memperkaya suasana pelatihan dengan Games, Ice bereaking, Video pembelajaran, Simulasi, tanya jawab, diskusi kelompok dan Presentasi.