PT Primajasa Tunas Mandiri pada tanggal 15 dan 16 Januari 2023 melaksanakan workshop Design Thinking. Trainer dari P2SDM M. Rusli. Pelatihan dilakukan secara off line di ruang training PTM.
Hari pertama pembahasan Latar belakang, Pengertian, Perbedaan Design Thinking dengan PDCA (QCC) dan DMAIC (Six Sigma). Sebelum training sambutan dari Dini Haryani GM PT Primajasa Tunas Mandiri
Design Thinking adalah sebuah metodologi penyelesain masalah yang berorientasi pada Pelanggan. Polanya adalah Emphaty, Definisi, Idea, Prototype, Test, Standarisasi.
Produk yang di lempar ke pasar banyak yang gagal. 80 hingga 90 persen produk yang dilembar ke pasar hanya jadi barang yang menumpuk di gudang. Menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, biaya.
Contoh kasus adalah Segway. Pimpinan perusahaan menganut pola product oriented. Mereka percaya bahwa produk yang dibuat adalah kendaraan masa depan dan dianggap produk yang paling dibutuhkan oleh pasar.
Nyatanya. Produk Segway justru tak laku di pasaran. Produknya menimbulkan banyak kecelakaan saat dikendarai di jalanan. Penjualan anjlok. Produknya tidak laku di pasaran.
Kenapa bisa begitu? jawabnya adalah petinggi Segway tidak melakukan pendekatan ke pelanggan atau user lebih dahulu. Pola yang di pakai Segway adalah solusi-problem-customer.
Design Thinking justru sebaliknya. Fokus utamanya adalah Customer-Problem-Solution. Pola pikir design thinking adalah jangan berasumsi atau beropini. Data kualitatif yang diperoleh dari pendekatan emphaty menjadi dasar dalam membuat insight (Data yang diperoleh yang selanjutnya menjadi dasar pengambilan keputusan).
Ada empat musuh dalam pemecahan masalah
HIPPO (Highest Paid Person Opinion)
WOLF (Working on Latest Fire )
RHINO (Really Here In Name Only)
ZEBRA (Zero Evidence But Really Arrogant)
Kini perusahaan sudah banyak yang menggunakan pendekatan Design Thinking dalam menyelesaikan masalah pelanggan. Mulai dari perusahaan jasa hingga perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing.
Ada yang bertanya? mana yang lebih bagus menggunakan Design Thinking atau PDCA dalam menyelesaikan masalah. Jawabnya sama sama bagus. Yang paling tepat adalah Kapan menggunakan Design Thinking dan Kapan Menggunakan PDCA. Tergantung kebutuhan. Salam mutu.