Musrenbang tingkat Kecamatan Sei Beduk Batam diadakan di Wisma Batamindo. Tepatnya di ruang Circular Room Wisma Batamindo Lantai 3. Kegiatan ini diikuti oleh tokoh masyarakat Sei Beduk, Camat Sei Beduk Mardanis, Lurah se Kecamatan Sei Beduk, Pejabat dari Dinas Kota Batam, Bapeda Kota Batam. Perwakilan dari perusahaan yakni ATB.
Mardanis mengatakan, Kecamatan Sei Beduk terdiri dari empat kelurahan. Kelurahan Muka Kuning, Kelurahan Mangsang, Kelurahan Tanjung Piayu, Kelurahan Duri Angkang. Penduduk ada 74.365 jiwa.
Penduduk terbanyak berada di Kawasan Kelurahan Muka Kuning. Di kelurahan ini terdapat 23.711 jiwa. Di kelurahan Tanjung Piayu ada 8.389 jiwa. Kelurahan Mangsang ada 19.307 jiwa. Di kelurahan Duri Angkang terdapat 13.958 jiwa.
Mardanis menyampaikan saat pembukaan Musrenbang bahwa permasalahan yang dihadapi oleh Kecamatan Sei Beduk adalah:
Adanya kegiatan Rumah liar (Ruli) dan Kios Liar (Kili) di sepanjang jalan. Keberadaan Ruli dan Kili ini tidak tepat. Mengurangi keindahan. Karena itu perlu dibuat fasilitas komersial.
Minim sarana pembuangan sampah. Kesadaran kebersihan oleh warga masyarakat masih rendah.
Belum ada legalitas Kapling Siap Bangun. Menyebabkan berkurangnya PAD, karena legalitas untuk penarikan pajak bumi dan bangunan juga tidak ada.
Masalah lainnya kata Mardanis adalah masih terbatasnya infra struktur. Infra struktur yang ada sudah banyak rusak, seperti jalan poros Piayu – Muka Kuning. Beberapa tempat mengalami kerusakan serius seperti berlubang.
Titik banjir juga masih menjadi langganan di Kecamatan Sei Beduk. Tiap tahun sejumlah tempat jadi langganan banjir, seperti terjadi di jalan Sutarman khususnya di depan perumahan Bukit Sentosa. banjir juga sering melanda perumahan di Kampung Aceh, perumahan di Pancur Biru, Piayu Lestari.
Masalah pendidikan di Kecamatan Sei Beduk menjadi perhatian tokoh masyarakat Sei Beduk. Orang tua murid mengeluhkan minimnya sarana pendidikan. Jumlah SD hanya ada 6 buah, SMP ada satu dan SMA juga ada satu. Sedangkan jumlah murid yang akan masuk sekolah terus bertambah.
Khusus usia sekolah yang tamat SD untuk tahun ini saja ada 600 an anak. Sedangkan SMP ada satu dengan daya tampung hanya tersedia 3 lokal atau ruangan.
Beberapa siswa yang tidak tertampung akhirnya memilih belajar di sekolah di luar Kecamatan Sei Beduk. Ini membawa masalah baru lagi karena orang tua siswa harus menambah biaya transportasi kepada sang anak. Sementara itu biaya transportasi di Batam terkenal mahal. Inilah yang menjadi latar belakang tokoh masyarakat agar pemerintah membantu penyediaan sarana transportasi murah seperti Bus Damri.
Mardanis mengatakan, masalah lain yang ditemukan di kecamatan ini adalah tidak adanya ruang serba guna atau community center. Warga Kecamatan Sei Beduk mengharapkan pemerintah membangun gedung serba guna untuk kegiatan pertemuan, pernikahan, olahraga, dll.
Masalah-masalah di atas disampaikan oleh Mardanis. mardanis merumuskan masalah tersebut berdasarkan mMsukan dari musrenbang tingkat kelurahan.
Elwani, perwakilan Bapeda Kota Batam mengatakan apa yang disampaikan oleh Camat Sei Beduk mengenai permasalahan di lingkungan Kecamatan Sei Beduk dapat segera diselesaikan. Elwani mengharapkan supaya masukan yang kemukakan oleh Camat Sei Beduk menjadi prioritas sehingga usulan tersebut dapat dinikmati pada tahun 2009.
Musrenbang ini berlangsung dari pukul 09.30 dan berakhir pukul 14.30.
salam kenal sesama warga piayu
Dear Tukyman, salam kenal juga pak.