Kepemimpinan adalah proses pempengaruhi orang lain mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah suatu cara mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan. Kepemimpinana berasal dari kata pimpin
Pimpin menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia mempunyai arti : dibimbing, menunjukkan jalan, melatih (mendidik, mengajari).
Memimpin orang lain sudah sering kita dengar. Orang-orang berlomba menjadi pemimpin itu biasa. Bahkan tak sedikit orang rela menghabiskan uangnya demi dipilih sebagai pemimpin partai poltik. Pemilihan calon pemimpin yang diramaikan dengan kampanye membutuhkan uang miliaran rupiah pun tidak masalah.
Ketika Sutrisno B ketua PAN, atau Wiranto dari Hanura, atau calon Gubernur dan Bupati mencitrakan diri di TV ternyata membutuhkan biaya 20 juta per menit. Kalikan sendiri biaya yang dikelurkan untuk pencitraan. Pencitraan positif adalah bagian dari proses menjadi pemimpin.
Kalau dicerna ternyata menjadi pemimpin bagi orang lain membutuhkan budget besar. Di saat kelaparan menjadi santapan media massa, ketika rakyat berteriak lapar, ketika pengangguran berguguran, ketika busung lapar membumbung, pemimpin berduit tampil di TV dengan cerita manis dan menyejukkan. Syukurlah sang pemimpin di media massa benar-benar berhati tulus karena membantu rakyat kecil. Tapi sayangnya kisah mulia itu hanya manis dalam program iklan. Di lain sisi mahasiswa tetap lantang berteriak melakukan protes pada pemimpin.
Nah, dari pada menjalani jalan penuh kelokan , berduri untuk menjadi pemimpin bagi orang lain, kenapa tidak merubah paradigma. Ada lho pemimpin yang tidak berliku, berkelok dan tidak membutuhkan sesen pun duit. Jadilah pemimpin bagi diri sendiri. Mudah kan. Karena pada dasarnya semua manusia ini adalah pemimpin. Tak perlu dipilih pun kita sudah membawa gen pemimpin. Tugas utama kita adalah memimpin diri sendiri.
Aneh bila berkorban habis-habisan untuk memimpin orang lain sementara memimpin diri sendiri tak bisa. Betul nggak! Aneh ketika kita memberi label kepada diri sendiri sebagai pemimpin rakyat sementara rakyat hanya diberi asupan janji kosong.
Aneh bin ajaib ketika orang-orang berlomba menjadi pemimpin untuk orang lain demi mendapatkan pemasukan atau kesejahteraan. Adalah sebuah tindakan yang sangat keliru ketika menjadikan diri sendiri sebagai pemimpin orang lain tapi tujuan latennya adalah mencari kekayaan yang berasal dari pajak rakyat.
Stop memimpin orang lain kalau tidak amanah. Stop memimpin orang lain kalau tidak dengan hati yang ihklas, stop memimpin orang lain kalau hanya ingin populer. Stop memimpin orang lain kalau hanya menggunakan dana dari korupsi. Stop jadi pemimpin orang lain kalau tidak memberi manfaat bagi orang lain. Sekali lagi stop. So, bagaimana dong ini!
Jadilah pemimpin bagi diri sendiri karena langkah ini tidak sulit, kalau mau. Setelah sanggup memimpin diri sendiri dengan baik barulah memimpin orang lain.
Ciri paling menonjol dari orang yang bisa memimpin diri sendiri adalah tidak suka dilayani. Tapi melayani. kata lainnya adalah berkorban, berbuat, bekerja. Pemimpin yang suka dilayani hanya memperlihatkan ketidak mampuan sang pemimpin.
Tiga ukuran Keberhasilan Memimpin Diri Sendiri:
1. Proaktif
2. Merujuk pada tujuan akhir
3. Efektif manajemen waktu
Proaktif
Apa sih itu proaktif. Mengartikan proaktif secara sederhana adalah inisiatif dan bertanggungjawab. Bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan. Dari pengertian ini, kita bisa menguraikan makna proaktif sebagai tidak menyalahkan orang lain, tidak menyalahkan sistem, tidak menyalahkan cuaca dan alam.
Apa yang dilakukan adalah sebuah pilihan. Segala dampak dari pilihan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan dengan tidak mencari kambing hitam. Orang yang masih suka mencari kambing hitam adalah orang yang tidak mengakui kesalahan pada dirinya sendiri.
Merujuk Pada Tujuan Akhir
Orang yang memimpin dirinya sendiri selalu merujuk pada tujuan akhir. Ia tidak mengambil tindakan berdasarkan tiba masa tiba akal. Orang yang bertindak berdasarkan merujuk pada tujuan akhir ibaratnya seperti artsitektur yang membuat rancangan sebelum realisasi. Ada yang mengatakan merujuk pada tujuan akhir sebagai segalanya diciptakan dua kali. Ciptaan pertama adalah pikiran dan ciptaan kedua pada tindakan.
Perencanaan Waktu
Orang yang memimpin dirinya sendiri bersandar pada perencanaan waktu yang efektif. Mereka bersandar pada matrix waktu penting tapi tidak mendesak. Mereka bekerja berdasarkan perencanaan. Melakukan pekerjaan secara bertahap. Orang yang menggunakan pendekatan ini tidak senang mengerjakan pekerjaan atau menghidari pekerjaan yang penting dan mendesak. Mereka juga menghindari pekerjaan yang tidak penting dan tidak mendesak. Selamat jadi pemimpin diri sendiri.
betul banget mas………
salam bloggwalking…….