Kurang gizi dan bersosialisasi dapat menyebabkan Demensia alias penurunan daya ingat. Kita yang memiliki orang tua yang mengalami demensia atau pikun harap bijak menghadapi. Karena orang tua yang mengalamai gejala ini tak akan ingat apa yang baru saja diucapkan. Mengalami disorientasi waktu, perubahan prilaku dan kepribadian.
Ketika menghadapi orang yang mengalami demensia kadang direspon dengan tertawa spontan kala melihat orang tua yang kehilangan alur cerita atau tak mengenali lingkungannya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penderita demensia jadi stress. Pikiran negatif. Marah, putus asa, bingung, frustasi, kesal, sedih, kecewa, menyebabkan hormon kortisol aktif.
Pelepasan hormon kortisol itu merusak. Dapat memicu penyakit. Ciri hormon kortisol yang aktif pada seseorang seperti detak jantung cepat, tekanan darah meningkat, bernafas cepat, kekebalan tubuh menurun.
Ada banyak cara agar terhindar dari demensia. Diantaranya melalui kegiatan bersosialisasi, olahraga, baca buku, melukis, bermain origami, main piano, mengisi TTS, gizi yang bagus. Dan masih banyak lagi cara yang bisa dipakai. Intinya jangan sampai otak pasif. Buatlah otak bekerja.
Guru imajiner saya Steven Covey saat usia 80 an tahun masih menulis buku dan masih jadi pembicara publik. Presiden RI ke-3 meski usia sudah dia tas 80 tahun masih produktif. Steven Covey dan B.J. Habibie adalah tokoh yang kuat dan senang membaca. Keren kan manfaat membaca.
Bagaimana nasib orang tua kita pada umumnya kini. Saran untuk membuat daya ingat orang tua tetap bagus, berikanlah kesibukan. Salah satunya berikan hadiah buku agar rajin membaca. Buatkan perpustakaan pribadi sebagai sarana menjaga konsentrasi agar pemikiran orang tua tetap terpelihara dengan baik.
Sikap pesimis muncul, halah jangankan orang tua yang masih muda saja malas baca buku. Makanya jangan heran kalau rata rata orang tua kita mengalami penurunan daya ingat. Survey BPS 2015 mencatat penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas sebanyak 21,4 juta jiwa. 4,07 juta jiwa mengalami Demensia alias pikun. Bila banyak pemimpin politik atau pemimpin negara lupa janji janjinya (diucapkan saat kampanye). Jangan jangan pemimpin tersebut malas baca buku. Nah lho.