Antara manajemen dan karyawan ibarat jodoh. Selaras. Seirama. Ketika Manajemen dan Karyawan tidak selaras dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Bisa jadi manajemen tertekan oleh karayawan atau sebaliknya karyawan yang stres oleh managemen. Dan ada sejumlah perusahaan yang akhirnya mengalami penurunan profit bahkan berakhir dengan penutupan perusahaan karena adanya ketidakpercayaan antara manajemen dengan pekerja.
Memang mengelola sebuah perusahaan tidak mudah, merawat motivasi pekerja pun bukan pekerja gampang. Bukan berarti tidak bisa dilakukan. Banyak perusahaan yang bertahan hingga puluhan tahun. Survive. Namun tidak sedikit perusahaan yang hanya bertahan dalam hitungan tahun sudah amruk. Seperti pohon yang amruk karena akarnya keropos.
Salah satu pondasi agar perusahaan tetap bertahan dengan kokoh meski badai menghantam adalah keselarasan antara managemen dengan karyawan. Employee engagement ibarat akar bagi pohon yang dihantam angin topan. Saat pohon yang sudah tumbuh besar menghadapi badai topan dan tumbang disebabkan oleh akar yang tidak menancap kuat di dalam perut bumi. Namun Pohon yang tahan banting saat badai topan menerjang bisa dipastikan pohon tersebut memiliki akar yang menancap kuat di perut bumi. Seperti itulah analogi employee engagement bagi perusahaan, Bila perusahaan melaksanakan employee engagement dengan baik ibarat pohon yang tahan banting. Bila tidak memiliki employee engagement maka perusahaan tersebut mudah dihantam badai.
Sejauh manakah anda di dalam penerapan employee engagement. Sebagai bagian dari perusahaan, kedua pihak harus aware terhadap keharmonisan. Pihak management dan pihak karyawan. Keduanya saling care.
Apa sajakah aktivitasnya? banyak dong. Tapi syarat utama adalah perkuat karakter kedua belah pihak. Diantaranya: Saling melayani antara management dan karyawan, peduli satu sama lain (Altruisme), bersikap adil, bertanggungjawab (internal of locus control ) alias bersikap Proaktif, pandai mendengarkan, suka menolong, berlaku adil. Ini adalah modal dalam membangun keselarasan.
Employee engagement ibarat jodoh. Kalau sebuah hubungan suami istri tidak didasari dengan karakter di atas maka hubungan suami istri pada akhirnya akan terasa hambar dan gak ada manis manisnya lagi. Makanya banyak pasangan suami istri yang cerai karena hanya menggebu gebu di awal saat masa percintaan. Namun ketika menghadapi dinamika dan kesulitan karakternya tidak muncul. Begitu juga dengan karyawan dan manajemen.
Saat melamar kerja apapun tampak manis dimata pengusaha . Pengusaha akhirnya setuju untuk memperkerjakan sang calon yang tampak good looking. Namun setelah permanen ternyata sang pekerja tidak memiliki karakter . Terjadilah ketidaknyaman dalam bekerja dan berakhir dengan tindakan resign oleh karyawan (dalam rumah tangga adalah tindakan cerai) ha ha ha.
Pernsip ke dua di dalam melaksanakan Employee engagement adalah melaksanakan aktivitas bersama yang diikuti oleh pihak pekerja dan pengusaha atau manajemen. Bentuknya seperti futsal, karaoke, mancing mania, senam bersama, sepeda bersama, kegiatan sosial. Banyak pilihan untuk model ini. Prinsip kedua ini sangat penting untuk mendekatkan antara manajemen dengan pekerja. Bukankah jarak kurang dari satu meter antara dua orang mencerminakan keakraban. Kalau pengusaha atau managemen sering berbaur dengan karyawan itu adalah simbol bahwa manajemen dan karyawan kompak. Jangan sampai ada karyawan yang tidak eprnah tahu siapa Direkturnya sejak awal masuk hingga pensiun. Kasihan banget.
Nah, agar kegiatan employee engagement berjalan baik, saya salut dengan PT Sumberdaya Dian Mandiri Jogyakarta yang mengadakan Fun Training untuk karyawan yang ditempatkan di Kantor BRI Jogyakarta, dirangkai dengan makan siang bersama. Ini adalah cara yang bagus membangun kebersamaan antara karyawan dengan manajemen. Kegiatan diadakan pada tanggal 14 April 2018 di Jambon Resto Jogyakarta. Sukses PT SDM Jogyakarta.