Judul artikel ini bukan merek pembersih pakaian ya. He he. SOFTENER adalah sebuah singkatan. Adalah tools dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Nah ijinkan saya menceritakan sebuah kisah yang seharusnya tidak terjadi seandainya mampu menerapkan prisnip SOFTENER.
Kejadiaannya sudah lama sekitar tiga tahun lalu. Siang itu saya sedang duduk bersama seorang kawan A. Tiba tiba kawan B datang dan berdiri persisi di belakang saya. Kawan B meminta data ke Kawan A. Si A hanya menatap tanpa senyum dan posisi duduk di bangku agak nyandar ke belakang. Intinya Si A tidak memberi jawaban yang memuaskan sesuai harapan si B. Tiba tiba si B menaikkan nada bicaranya dan respon si A pun demikian. Si A lalu marah kemudian berusaha menendang meja. Pukulan si B melayang ke ke arah A. Si A bangkit merespon. Perkelahian fisik terjadi. Saya yang berada di tengah tengah berjuang keras melerai kedua sahabat tersebut.
Nah apa yang menyebabkan pertikaian tersebut. Selidik punya selidik si B merasa si A arogan dan tidak menghargai si B. Si A juga berpendapat sama terhadap si B. Namun penilian saya berbeda. Pemicu keduanya terlibat adu fisik bermula dari mikro ekspresi dan bahasa tubuh yang memberi arti penolakan atau tidak menghargai.
Kurangnya pengetahuan tentang mikro ekspresi dan bahasa tubuh dapat menjadi penghalang sebuah komunikasi. Apa saja yang harus kita perhatikan agar bahasa tubuh ini menjadi senjata kita merangkul lawan atau calon pelanggan?
Kita mulai dari Smile. Senyum selain menyenangkan di lihat juga memberi arti persahabatan. Simbol kebahagiaan. Orang yang tersenyum adalah orang yang bahagia. Saat tersenyum kita melepaskan zat kimia bahagia alias hormon bahagia. Pikiran positif adalah menular. Orang yang tersenyum dapat menularkan kebahagiaan. Sedangkan sebaliknya mereka yang tidak terseyum kepada lawan bicara dapat diartikan sombong, angkuh atau marah oleh lawan bicara.
Open Posture adalah bahasa tubuh yang memberikan arti kuat bagi lawan bicara. Dengan membuka kedua tangan menandakan adanya penerimaan. Kita merasa diterima orang lain saat membuka kedua tangan saat berjumpa dengan lawan bicara. Sebaliknya saaat ketemu orang lain tapi kedua tangan dilipat rapat di dada menunjukkan rasa takut, atau memasukkan tangan ke dalam saku menandakan sebagai orang yang sombong.
Forward Leaning adalah mencondongkan badan ke depan saat berbicara dengan lawan bicara. Arti yang terkandung adalah adanya perhatian dan keseriusan atau penting saat berhadapan dengan orang lain. Orang yang menghadapi lawan bicara dengan postur forward Leaning merasa diperhatikan.
Touch adalah sentuhan. Sentuhan mengandung arti keakraban dengan lawan bicara. Contohnya salam tangan. Hubungan menjadi lebih cair dengan sentuhan. Tapi hati hati sentuhan dengan lawan bicara yang beda jenis kelamin. Sentuhan yang berlebihan dapat diartikan sebagai agresif atau nakal. Ha ha ha.
Eye Contact adalah memandang mata lawan bicara. Saat berbicara dengan lawan bicara jangan sampai memandang daerah yang justru sensitif khsusunya bagi lawan bicara Anda yang lain jenis. Bila anda seorang lelaki yang berbicara dengan wanita namun mata anda jelalatan di tempat lain bisa bisa anda dianggap lelaki mesum. Fokuskan pandangan anda pada mata lawan bicara. Titik sentralnya adalah posisi tengah antara dua mata lawan bicara. Kontak mata memberi makna perhatian kepada lawan bicara.
Nod atau mengangguk mempunyai arti paham. Lawan bicara pasti senang bicara dengan orang yang paham. Sebaliknya bicara dengan orang yang tidak mengangguk selama pembicaraan berlangsung mengartikan pembicaraan tidak efektif.
Enthusiasm alias antuasis terlihat dari badan yang tegak dan bicara dengan penuh semangat. Saat menghadapi lawan bicara di mana badan ada kurang tegap dan selalu melihat ke bawah seperti mencari barang hilang bisa diartikan kurang percaya diri. Berbicara dengan lawan bicara yang antusias memberi arti adanya semangat. Semangat selalu menular.
Reach atau jarak. Jangan berbicara terlalu jauh dengan lawan bicara dan jangan terlalu dekat. Terlalu jauh dia atas 3 meter dianggap jarak sosial atau publik. Seperti mengikuti kuliah umum. Berbicara terlalu dekat misalnya dua puluh centi meter dari lawan bicara itu berarti intim. Tentunya berbicara dengan jarak seperti itu hanya cocok bagi suami istri. Nah ambillah jarak akrab dengan lawan bicara yakni jarak satu meter.
Saya punya seorang atasan yang sangat memperhatikan bahasa tubuh saat menjalin komunikasi. Saat berdiskusi dengannya tak pernah ada bosannya. Sang Bos pun menjadi idola para pelanggan karena memberikan rasa nyaman lawan bicara. salah satu bahasa tubuh Bos saat berdiskusi adalah menempatkan tangan di bawah meja dan badannya agak condong ke depan.
Kekuatan bahasa tubuh dalam komunikasi adalah 80 persen. Kata kata hanya menyumbang 20 persen saja. Bahkan kadang dengan bahasa tubuh saja tanpa kata kata sudah bisa memahami makna komunikasi. Lihatlah pemain teater. Mereka mampu menyampaikan pesan ke penonton dengan kekuatan ksxpresi dan bahasa tubuh.