Seorang penulis terkenal di jamannya dan berpengaruh. Namanya Hendri Murger. Pada bulan Januari 1861 meninggal dunia. Usia masih kategori muda. 39 tahun. Tapi jatah waktunya sudah end. Tuhan memanggilnya. Ketika itu Hendri Sudah mencapai puncak karirnya sebagai penulis. Sebelum meninggal teman temannya memberi bantuan uang untuk membantu biaya perawatan. Saat sakit ia dalam kondisi miskin kere.
Apa yang menarik dari sosok Hendri Murger. Baiklah kita baca kelanjutannya. Hendri Murger mempopulerkan budaya Bohemia. Bukunya yang terkenal adalah Scenes de la vie de boheme. Hendri Murger melukiskan bahwa kehidupan Bohemia sebagai gaya hidup melarat adalah lebih baik daripada kehidupan Bangsawan Paris.
Bagaimana ciri Bohemia tersebut? Ya prototipe kelompok Bohemia adalah sosok seniman yang hidupnya miskin, penulis, pelukis dan pekerja kreatif yang menyepi dari lingkungan jet set alias mewah. Prototipe ini menjauhi komersialitas. Mereka fokus pada seni. Mengabdi pada keindahan seni. Hidup hanya untuk seni.
Hendri Murger dalam tulisan cerita pendeknya memberi inspirasi kepada pencipta naskah drama La Vie de la Boheima. Penulis itu bernama Theodore Barriere. Karya Theodore akhirnya meledak saat dipentaskan. Respon penonton sangat besar saat La Vie de la Boheima dipentaskan di Theater de Varietes. Drama itulah yang mengispirasi Puccini melalui karyannya La Boheme.
Pada Masyarakat umum, sebenarnya memandang kaum Bohemia sebagai warga kelas dua. Warga kumuh. Status sosialnya tidak dianggap. Anak anak Bohemia biasanya bekerja sebagai petani. Anak muda kiskin ini merantau ke pusat perkotaan mencari pekerjaan. Namun pada saat itu ekonomi Prancis sedang jatuh. Tak banyak pekerjaan tersedia. Nah Hendri Murder adalah salah satu dari anak penjahit yang ikut merantau ke kota Prancis. Hendri mencoba bekerja di beberapa bidang. Ia selalu gagal. Ia tak berbakat di bidang seni. Bakatnya ada pada bidang tulisan. Melalui tulisannya Hendri membuat romantisme kehidupan. Berkat tulisan Scenes, Hendri berhasil mengangkat derajat kaum Bohemia. Dari budaya suram dan kelas dua menjadi budaya penuh aspirasi.
Popularitas Scene menginspirasi penduduk dari berbagai pelosok Paris untuk mendatangi kantong Bohemia. Para turis Bohemia tersebut membanjiri kafe, menyusuri jalan sambil, mereka membuat gaya hidup, fesyen ala Bohemia. Nah, menurut Hendri kehidupan Bohemia adalah kehidupan sementara waktu alias batu loncatan sambil mencari jalan untuk mendapatkan uang. Namun tidak banyak yang bisa sukses mendapatkan penghasilan. Mereka yang tidak bisa lepas dari kemiskinan tetap terpuruk dan abadi sebagai kaum Bohemia yang kere.
Dari kisah di atas awalnya kaum Bohemia adalah kaum yang kere, kelas dua, melarat namun dipoles dalam kisah drama akhirnya menjadi sebuah mitos. Sebuah kehidupan yang sesungguhnya tidak terbukti namun dianggap benar berkat polesan sang penulis. Karena begitu banyak orang yang mempercayainya akhirnya menjadi sebuah kebenaran.
Dari sudut teori proses berpikir kisah Bohemia di atas adalah contoh yang sering kita temui dalam kehidupan sehari- hari. Sebuah pengulangan data atau pesan yang dasarnya tidak terbukti ada namun diulang secara terus menerus oleh banyak orang dan pada akhirnya tertanam dalam pikiran bawah sadar sebagai sebuah kebenaran.
Contoh ini persis seperti kebanyakan orang yang rela membayar (sogok) agar anaknya diterima menjadi pegawai. Sebenarnya hal itu salah tapi diterima sebagai pembenaran. Nah lho.
Ketika gagasan (yang bersumber dari karangan atau buku fiksi cerita pendek) berasal dari kisah sang penulis adalah kisah biasa yang dipoles. Lalu menjadi sangat terkenal. Pembaca lalu menyebarkan sebagai sebuah kisah yang dianggap benar. Bagian yang jelek tentunya dibuang. Dan hanya fokus pada kebaikan saja. Setiap diceritakan (pesan berantai) hal yang baik selalu dipoles menjadi lebih indah lagi. Dan yang jelek dihilangkan. Lama lama masayarakat yang banyak menceritakannnya akan mempercayakainya. Begitulah Mitos terbentuk.
Kalau sekarang kita mengenal istilah Hoax, nah informasi yang tadinya hoax bila membesar dan sangat terkenal bila dibicarakan secara terus menerus dapat berubah (dianggap ) menjadi sebuah kebenaran. Tak percaya coba tanyakan warga di Pantai Selatan Jawa mengenai sosok Nyi Roro Kidul. Mereka percaya ada. Itulah mitos.
Oleh Hendri Murger berhasil merubah paradigma Bohemia dari kelas kere menjadi kelas selebritas, dianggap setara dengan Raja Prancis, orang suci dalam agama Katolik, dianggap setara dengan Dewa. Hebat Kan Hendri Murger. Tulisannya sangat menghipnosis pembacanya kala itu.
Hendri berhasil menggiring pembaca bahwa kaum Bohemia adalah fase (sementara) dalam kehidupan seni sebelum memasuki tempat mewah dan akademi. Pesan Hendri adalah , “Tak masalah menjadi seniman yang melarat. Nikmati sambil bergerak maju menjadi profesional. Atau hadapi kenyataan pahit yang dialami orang miskin: sakit dan setelah itu mati.”
Nah dalam perjalanannya banyak seniman yang mengadopsi cara berpikir Hendri Murger bahwa menjadi seniman harus melarat. Bahwa hidup nyeni itu wajar kalau miskin. Memilih hidup susah demi Seni. Seni begitu agung. Masyarakat memberi label seniman hebat ketika sang seniman Wafat dalam kemelaratan. Ya paradigma telah terbentuk bahwa seniman itu melarat adalah wajar.
Mungkin istri saya pernah membaca kisah tentang tulisan Hendri Murger ini sehingga sampai saat ini masih tidak mendukung diri saya bila menjadi pelukis profesional, He he he …… semoga saja tidak.