Setelah sukses melaksanakan bakti sosial berupa pelatihan membuat CV dan Wawancara Kerja, pengeloloa SMA 11 Pulau Buluh berminat dengan program yang dilakukan Oleh Tim CDD PT Tunaskarya Indoswasta. Diantaranya adaalah program outbound. Pada saat program orientasi siswa baru penerimaan siswa tahun ajaran 2010 Tim CDD dikerahkan untuk membantu pihak sekolah memberikan gemblengan motivasi.
Tim trainer dari CDD dan OSD PT Tunaskarya Indoswasta yang terdiri dari Eva, Wallid, Aan, Aji, Supri, dan Andre berangkat ke SMA 11 Pulau Buluh pada tanggal 17 July 2010. Sebelum turun ke Pulau Buluh tim ini dibekali materi oleh Kadep CDD. Tim Trainer bekerja secara tim. Masing masing membawakan satu game dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Eva Rosida sebagai kepala rombongan selalu setia memperhatikan perlengkapan pelatihan hingga perlengkapan yang paling kecil, detail sekali. Ada tali, balon, tambang, botol, gelang, penutup mata. Perlengkapan yang dibawa terasa memenuhi mobil Van yang dikendarai saat trainer menuju Dermaga Sagulung.
Langit cerah, ombak kecil, perlahan dan pasti Tim Trainer menyebrang ke Pulau Buluh dengan menggunakan kapal kayu milik Kecamatan. Dibanding pada program sebelumnya saat baksos , penyebrangkan saat itu menuju Pulau Buluh dilalui dengan sedikit berdebar karena perahu kecil, begitu ada ombak meski ombak kecil membuat perahu terguncang sehingga badan ikut terguncang. Namun kali ini tempat duduk cukup lapang, perahu juga tidak terasa sesak meski membawa banyak perlengkapan game.
Diawali dengan pengarahan dari pihak sekolah di halaman SMA 11 Pulau Buluh, sebanyak 70 – an siswa baru berdiri tegap mendengarkan pengarahan. Eva Rosida selaku Kasie CDD pada kesempatan kedua meminta seluruh siswa baru yang mengikuti orientasi dapat bekerja sama dengan tim trainer dari PT Tunaskarya Indoswasta.
Ada sejumlah game yang diberikan buat siswa baru. Game tersebut adalah Spider Web, Target Game, Kreativity Game, Survive Game, Change Game. Benang merah materi yang ditugaskan kepada Tim Trainer adalah tentang pentingnya Perubahan dan bahaya comfort zone.
Pihak guru mengakui bahwa siswa siswi di SMA 11 Pulau Buluh berasal dari pulau pulau di sekitar Pulau Buluh yang jaraknya tidak dekat. Untuk mengajak mereka bersekolah tidak mudah. Harus ada pengorbanan untuk tinggal diasrama dekat sekolah agar bisa lancar mengikuti proses belajar dan mengajar. Dulu saat siswa mengandalkan perahu sebagai kendaraan dari rumah ke sekolah ternyata beresiko terhadap tingkat kehadiran. Dulu anak nelayan yang melanjutkan sekolah pada saat saat tertentu lebih memilih menangkap ikan membantu orang tuanya dibanding berangkat ke sekolah. Karena itulah pihak sekolah merasa sangat bersyukur karena sejak siswa tinggal di asrama mereka jadi semangat untuk belajar. Tingkat kelulusan pun semakin meningkat.
Meski demikian pihak pengelola sekolah masih ingin anak anak pulau merubah cara pandang terhadap pendidikaan. Kepala Sekolah SMA 11 Pulau Buluh mengharapkan agar anak anak yang bersekolah di tempat ini tidah hanya puas menyelesaikan pendidikan sampai di level SMA saja. Pihak sekolah mengharap anak didik dapat meneruskan jenjang pendidikan hingga bangku kuliah dan menjadi sarjana.
Berdasarkan kondisi tersebut pihak pengelola sekolah meminta bantuan Tim Trainer dari PT Tunaskarya Indoswasta untuk memberikan pembekalan mengenai pentingnya perubahan. Tema ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk Game Perubahan. Amazing, siswa baru enjoy dengan permainan Change yang diberikan. Perhatian dan semangat siswa baru sejak awal hingga akhir tetap terjaga. Trainer tak bosan dan terus menerus menyemangati anak baru dengan yel yel. Pesan utama yang disampaikan oleh Tim trainer tentang pentingnya berubah dan bahaya Comfort Zone tampaknya berhasil dipetik oleh para siswa baru. Semoga ke depan mereka menjadi pemimpin dan pemikir handal , menjadi generasi yang selalu bersemangat menghadapi perubahan.